"Namun si hudhud yang seukuran merpati, Â dengan kemampuan terbang yang rendah dan bukan tipe burung penjelajah, telah melampau harapan Nabi Sulaiman"
*****
Di antara nama binatang dalam Alquran yang disandingkan dengan redaksi yang baik adalah burung hudhud. Burung yang populer karena kisahnya diabadikan dalam Surah An-Namlu (ayat 20-26).
Kerajaan Nabi Sulaiman (AS) mencakup semua wilayah pada masa  itu.  Untuk memantau wilayah yang jauh ia menggunakan kendaraan angin/awan, sebulan perjalanan biasa.
Semua jenis makhluk ditundukkan Allah untuk Nabi Sulaiman, (diantaranya ada jin  dengan tugas khusus mengambil perhiasan/mutiara dari dasar laut), maka Hudhud hanyalah bagian dari pasukan/tentara" biasa.
Namun si hudhud yang seukuran merpati, Â dengan kemampuan terbang yang rendah dan bukan tipe burung penjelajah, telah melampau harapan Nabi Sulaiman.Â
Hal itu karena si hudhud dengan ilham dan "pemahamannya" akan risalah Nabi Sulaiman telah menemukan fakta terbaru tentang wilayah Saba', kota yang dipimpin seorang ratu yang ingkar kepada Allah :
" Mengapa mereka bisa menyembah matahari, padahal Allah telah memberi mereka rezeki dari langit dan bumi?", begitu ungkapan Hud hud kepada Nabi Sulaiman saat ia diminta menyampaikan alasan keterlambatannya dalam "rapat" besar pasukan kerajaan.
Dialog di atas dan beberapa dialog lainnya dalam kisah tersebut bukan fiksi atau fiktif, kesemuanya merupakan realitas pada masa kerajaan Nabi Sulaiman. Dihadirkan kepada kita lewat wahyu yang diterima oleh Nabi kita Muhammad SAW.
Kesimpulan:
Kisah si burung hudhud ini menjadi pelajaran yang besar tentang kehebatan dan kekuatan yang mesti dioptimalkan, walau dengan kapasitas diri yang kecil.
Kehebatan itu  akan tetap muncul seiring Ilham dari Allah dan seberapa kuat kita membaca visi hidup (si hud hud sangat meyakini ajaran Nabi Sulaiman) sebagai  gambaran dari tugas yang kita emban, Baik dalam skala personal, sosial dan dakwah ila sabilhaq.[]
pernah tayang di portalaceh
Penulis: Taufik Sentana, Ikatan Dai Indonesia, Kabupaten Aceh Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H