Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku Melewati Jalan Puncak yang Berkabut

18 Oktober 2021   09:47 Diperbarui: 18 Oktober 2021   09:52 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melewati jalan puncak yang berkabut
Diantara ribuan pengendara dan pengembara
Yang memendam bara atau lelah
Gairah gairah seakan tumpah
Di ketinggian Berastagi dan Sibayak
Dengan warna gembira yang perak, sibuk
dan mengundang encok, pengap-sesak di pikiran,
Setelah Pandemi yang mencekik
Mungkin hari ini jadi pelampiasan.

Aku melewati jalan puncak yang berkabut
Menyisir batas langit yang didekap cakrawala
Pengembara dan pengendara
Mencari kelakar dan sandiwara
Mengaduk semua mimpi
Di tepi tepi bukit
Memotret awan awan kecil.

Aku menempuh jalan berkabut
Menata diksi diksi yang menjadi selimut
Dalam jalan dingin, sepi dan sengkarut;
Sampai tiada menjadi batas kecuali maut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun