Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teringat Bu Dosen: Diskusi dan Dilema

11 Oktober 2021   22:39 Diperbarui: 11 Oktober 2021   22:42 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

aku teringat bu dosen

aku teringat bu dosen.
tak ada salah kan?
saat itu aku masih gagah
gesit dan low profile.
tak da salah kan.

kata orang,
ingatan membangun peristiwa
pun, kadang, ada peristiwa
yang menghidupkan ingatan.
tak.da yang salah. tergantung kesadaran.

jadi, selintas aku teringat bu dosen
dosen pendidikan dan kurikulum
dikenal tegas, disiplin, mungkin juga
tak ada kompromi.

ada beberapa kali aku telat masuk,
karena kampus jauh dan aku mesti
mengajar sejak paginya.
yah, memang terpaksa tidak ikut kuliah
setidaknya nilaiku B saat itu,
dan aku tidak menyontek.

lalu, tentang ibu dosen itu,
ada satu pandangannya tentang kurikuler sekolah, (saat itu belum muncul kurikulum berbasis kompetensi),
katanya, sekolah dengan segala kesibukan warga di dalamnya,
hanya mampu mengelola domain kognitif, pembelajaran akademik, menjajal isi buku. angka angka penilaian yang muncul berbau akademik, sangat sekolastik.

kinipun begitu, kognitivisme masih kental, walau ada upaya pembelaran menyeluruh, tapi tak utuh juga,
masih terjebak di ranah otak.
rasa, karsa dan karya orisinal
masih berat dioptimalkan.

agaknya, apa yang ditekankan ibu dosen tentang cerdas akademik,masih sangat menonjol di sekolah. padahal setiap siswa membawa potensi alami yang beda dengan waktu belajar tidak sama. Jadilah ia diskusi dan dilema perbaikan sekolah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun