Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Rekor Personal, 200 Puisi dalam Dua Bulan di Kompasiana

6 Oktober 2021   23:30 Diperbarui: 7 Oktober 2021   05:59 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menurut Taufik, yang menetap di Aceh sejak 1996 ini, semua yang ia wacanakan dan karyakan dalam puisi tidak hanya sebagai medium ekspresi melainkan sebagai upaya untuk mengakrabkan puisi kepada masyarakat dan memperkokoh puisi sebagai karya yang bernilai seni tinggi.

Sebagai penutup, berikut ada tiga puisi beliau,  kita sajikan sebagai contoh:

Rindu dan Impresi

1// Bilik Hatiku:

tentang engkau yang menjangkau
kekosongan siang, pada kemarau
yang menanti keriangan hujan.

serimbunan dahan dahan hijau
membentuk lembaran peristiwa
yang diyakini tak bertepi
hingga ke perjamuan akhir.

ada tangga tangga cahaya
kita menitinya berhati hati
bergandengan
menindih sepi sepi
menimpuk segala takut. (kompasiana.2021)
***
"Surat Sang Musafir".

1//
Surat itu berisikan perjanjian
Tentang pertemuan
Setelah meredam keterasingan
2//
Sang musafir hanyalah wujud fana
Yang nisbi
Dalam rupa yang dahaga
Dalam cawan kesendirian
3//
Musafir hanya perlu membaca isyarat
Dengan jeda jeda penat, takut dan cemas
Sedang tujuan adalah keniscayaan,
4//
Apa tugas musafir?
Menuntaskan tujuan
........dst (portalsatu,2020)
***
Meja Makan Berisi Lamunan

jangan ambil pisau!
meja makan berisi lamunan
dan sepinggan kentang goreng
yang dingin merambat ke urat kaki.
Silahkan ambil roti! syukuri.

jendela jendela terbuka
angin beku.daun tidur.sepi mengukur
berat isi dada.malam tetap tebal.
esok pagi, kita menimbun rahasia ini.

lepaskan tangismu
dimana pisau tadi?,
meja makan pergi
disenyap waktu
sini ambil garpu
cabik risaumu
dalam timbunan
kebun belakang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun