Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jadilah Faqir!

2 Oktober 2021   14:03 Diperbarui: 2 Oktober 2021   14:07 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikustrasi.lautsenja.pixabay

Si faqir tidak merisaukan apapun kecuali kekerdilannya di hadapan Ilahi. Kefaqirannya tidaklah menyebkannya merendahkan diri dengan meminta dan memelas kasih. Si faqir di jalan ini telah terlepas dari materi yang melekat, harta dan jabatan.

Si faqir sanggup  memberi sebelah kurma untuk saudaranya, padahal hanya kurma itu miliknya. Atau bahkan ia rela berbagi sebiji kurma itu sedang ia sendiri membutuhkan.

Si faqir tak lagi menjadikan kepemilikan bagai hijab antara dia dan yang ditujunya. Jalan ini telah ditempuhnya dan kefaqiran adalah syarat agar rasa butuhnya sempurna pada Zat Yang Maha Kaya.

Si faqir pernah risau telat hisabnya kelak
sementara sahabatnya tidak. Si faqir memiliki dua helai baju sedang sahabatnya hanya sehelai, maka mudahlah hisabnya.

Jangan engkau kira kefaqiran di jalan ini sama adanya dengan kefaqiran yang lazim. Sebab si faqir yang kita maksud bahkan tidak menunjukkan kefaqirannya, tidak menyebutkan kefaqirannya. Ia bahkan sanggup memberi kepada yang orang dermawan.

Apakah engkau mengira bahwa para penempuh di jalan ini hanya hidup dari memelas dan meminta minta? Sesungguhnya tidak, bahkan mereka memiliki kebun, rumah luas dan budak. Sebagian mereka berdagang untuk keperluan sehari saja,  atau saat membeli ia tidak akan menawar.

Si faqir telah yakin bahwa kefaqirannya hanyalan penghubung terbaik kepada Rabbnya. Tapi rugilah yang merasa faqir sementara ia rendah di mata manusia dan rendah pula di hadapan Tuhannya.[]

*telah tayang di medialokal.aceh.2020

Diadaptasi secara bebas dari "Risalah Alqushairiyah" (ditulis seribu tahun lalu)
pada kajian di Kanal Ustaz Abdul Somad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun