Hari hari tanpa puisi seperti dedaun tak menari, angin mesti mengajaknya mendesah, walau ringan dan sunyi, tanpa bunyi.
Hari hari tanpa puisi, daun daun jatuh
yang menjadi cerita basi. padahal daun daun itu telah berkorban lebih dahulu, berkorban lebih banyak.
Hari hari tanpa puisi, seperti mata bayi
yang murni tapi engkau sembunyikan.
Hari hari tanpa puisi mungkin bisa,
tapi puisi tetap ada di kelopak waktu
dan penghayatan yang baru: puisi itu tak perlu engkau tulis, engkau tunaikan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H