Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tiga Pola Efektifitas Waktu Versi Imam Al Ghazali

3 September 2021   20:04 Diperbarui: 3 September 2021   20:07 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga Pola Pemanfaatan Waktu Versi Imam Al Ghazali

Imam Al Ghazali termasuk tokoh muslim yang paling relevan dan autentik dalam kajian akhlak, dunia Barat menyebutnya sufisme Islam. Dia termasuk sosok yang mencapai semua yang layak dicapai pada masanya: Kemashuran, keilmuan, penghormatan (wafat 1111 M).

Karir akademiknya adalah Pimpinan Kampus Nizamiyah di Baghdad. Namun akhirnya ia menyimpulkan bahwa semua capaiannya itu bercampur dengan keinginan keinginan duniawi, riya dan kesenangan, dan berpotensi melalaikan manusia untuk selamat menuju Tuhannya.

Dia telah banyak menempuh suatu studi banding dan komparasi antardisiplin ilmu, termasuk filsafat dan duduk dalam majelis mereka. Kegelisahan inteleknya telah membuka jalan lebar tasawuf dalam Islam, suatu model ajaran akhlak yang tidak mengabaikan sendi pokok keislaman.

Dalam kitab dasarnya yang terkenal, "Menjelang Hidayah", Imam Al Ghazali banyak memberikan norma norma tekstual yang autentik, sesuai sunnah Nabi, tentang kehidupan seorang yang mengaku beriman dan pasrah dalam ketaatan kepada Allah. Dari sikap bangun tidur hingga rangkaian aktivitas lainnya, termasuk makan, bergaul dan etika di kamar mandi.

Tentang pola efektifitas waktu bagi si penempuh jalan ketaatan dan kepasrahan, Imam Al Ghazali mengusulkan tiga formula. Ketiganya akan menjamin kemanfaatan bagi jiwa si individu, lingkungan dan masa depannya yang abadi.

Pertama. Hendaklah seorang itu menghabiskan waktunya untuk belajar. Dalam sehari mesti selalu ada waktu mempelajari satu hal baru, memperdalam ilmu, keterampilan dan pemahaman terhadap orientasi hidup yang sejati.

Kedua, Bekerja dan membantu urusan orang lain. Pada prinsipnya, bekerja itu sendiri dalam rangka melayani hajat orang banyak. Baik itu dengan berniaga, menjadi karyawan ataupun berkhidmat dalam bentuk program sosial, ataupun bantuan bantuan secara mandiri.

Ketiga, ibadah khusus. yaitu memperhatikan waktu ibadah yang spesial, seperti shalat dan bangun di ujung malam. atau mengisi waktu dengan zikir lisan secara rutin. Meskipun rangkaian aktivitas muslim seluruhnya ibadah, namun diperlukan ibadah khusus seperti yang disebutkan tadi. itu waktu utama seorang hamba dengan Tuhannya.

Itulah sekelumit hikmah dari ajaran Imam Al Ghazali yang bisa penulis hadiahkan ke khalayak. Semoga menjadi tambahan khazanah kebaikan sosial kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun