yang dibahasakan manusia untuk dirinya yang  lemah, tapi terus memproduksi pikiran pikiran impulsif ataupun reaktif-reflektif.
Kalimat itu digunakan untuk ketidaktahuan manusia sendiri tentang yang di luar kesadaran fisikalnya.
Kita tidak bisa menjangkau intuisi itu, kita menyebutnya begitu untuk  hal hal bersifat batin dan dorongan dorongannya.
Kita membuat konklusi dari gelaja gejala dan peristiwa yang melingkupinya dalam batasan tertentu dan periode tertentu untuk capaian tertentu.
Bahkan peristiwa itu bisa semata nafsu, nafsu yang rendah, tapi akal bisa memilahnya lewat latihan dan pengalaman yang menjadi keputusan pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H