Cara Relevan Mengisi Kemerdekaan untuk Gen.Milenial
Sudah pasti Indonesia butuh percepatan dalam mengisi pembangunan jangka panjang. Utama dalam hal persaingan dan kemandirian bangsa di percaturan global.
Tumpuan yang paling utama ada pada generasi milenial, yang bakal mencapai puncaknya di tahun 2035-2045. Merekalah yang bakal meneruskan perjuangan generasi old, yang menyisakan banyak problematik-tumpang tindih.
Memang, pandemi yang melanda kini, bisa menjadi titik balik paling radikal dalam menata kembali lini kehidupan kita. Walau terasa berat dan penuh-ketidakmenentuan. Selama kita bersinergi dan tidak mencari aman sendiri, insyaa Allah akan ada titik terang setelah musibah ini.
Tiitik terang itu tertumpu pada generasi milenial tadi. Dan tergantung lingkungan sosial (sistem sosial) yang membentuk mereka secara tak langsung.
Kita berharap, setidaknya kemelut pandemi ini membangun watak mental pantang menyerah generasi milenial. Dan menghidupkan semangat menemukan cara cara baru dalam penyelesaian masalah pribadi dan bangsa ke depan.
Di atas, penulis menyebut sistem sosial sebagai bagian dari pembentukan" watak generasi milenial sekarang. Â Sistem pokok tersebut adalah pendidikan, ketahanan keluarga dan orientasi pemerintahan yang ramah terhadap kemajuan generasi ini.
Adapun secara umum, hal hal relevan yang mungkin dikembangkan oleh generasi milenial untuk mengisi kemerdekaan yaitu:
1. tidak bertumpu pada pendidikan formal skolastik semata. perlu asosiasi mata ajar secara langsung dengan kehidupan sosial.pihak sekolah mesti banyak melibatkan pembelajaran proyek dan studi sosial serta memperluas cakupan ruang belajar.
2. Selalu terlibat dalam aktifitas lingkungan. Dalam hal apapun, baik seni, wirausaha, festival, pameran dan ajang ajang kreatif-produktif yang didukung oleh sekolah/kampus dan pemerintah
3. Mengisi ruang publik dan media sosial dengan ragam konten, produk bernilai-guna dan stimulasi bagi munculnya calon calon kreator, pemikir dan inovator dalam pembangunan SDM Indonesia, khususnya yang berbasis digital dan interkoneksi.
4.Terlibat dalam upaya upaya literasi dalam setiap aspek kemasyarakatan. Tidak hanya literasi aksara, tapi juga literasi kesehatan, kesadaran moral/beragama, literasi sumber daya energi, teknologi, pendidikan dan persaingan global.
Dengan mengacu pada beberap poin di atas tadi, generasi milenial yang cenderung dicap/identik dengan baperan, alai, rebahan dan instan, akan redup dan hilang. Berganti dengan generasi energik dan produktif. Tentu dengan dukungan sistem dan pranata sosial kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H