Tatapan matamu keruh dengan keluh yang tersembunyi jauh.
Disisimu pemangsa dengan tatapan mata angsa.
Tanganmu terkepal dengan teriakan
yang dianggap nyayian.
Di hadapanmu para pendusta
yang menyuarakan pertolomgan.
Kakimu terpacak di pinggir sungai ketimpangan.
yang tepiannya ditumbuhi daunan emas,
Di ujung sana, orang orang berkongsi untuk menenggelamkanmu.
Matamu yang keruh, keluhmu yang sembunyi jauh, kepal lemah tanganmu, tiada bisa disembunyikan.
(Mungkin orang orang melupakanmu, atau mereka mencampakkanmu. Tapi kehidupan akan dimenangkan oleh kebenaran)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H