Setelah 10 jam bercakap cakap
tentang segala pengap
dan pengertian paling senyap
hujan masih menggigilkan badan.
Hujan belum mau tidur.
Dia ingin memeluk kulit kulit pohon
yang kedinginan itu (atau mendekap gedung gedung angkuh) sambil melupakan keruh zaman
yang pekat disekat Pandemi.
Dia ingin kita kembali mengeja
baris baris kebajikan dari titik titiknya
yang tajam, sampai kita bersaksi
bahwa angin yang meliuk-liukkan tubuhnya
adalah ayat paling indah untuk dicerna.
Mungkin juga hujan itu
ingin menjaga tidur dan mimpi kita
sampai kita terjaga.