Awalnya, tentu kita perlu mendefinisikan apa itu pikiran dan energi. Setiap cabang ilmu agaknya memiliki definisi yang berbeda tentang beberapa prinsip dan konsep. Disini kita ambil makna energi dari pendekatan fisika, bahwa energi sebagai daya yang dapat mengubah dan mendorong satu tindakan.
Adapun arti pikiran dalam laman wikipedia, yaitu gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan.
Dari pengertian di atas, pikiran bisa sebagai hasil dari suatu aksi atau ia hanyalah reaksi. Umum diyakini bahwa, pikiran memengaruhi tindakan, sebagaimana tindakan juga dapat memengaruhi pikiran pada saat tertentu. Dalam prinsip ini, pikiran bisa jadi tidak otonom. Demikian pula saat mendiskusikan bahwa pikiran sebagai energi, ia tidaklah berdiri sendiri. Artinya, pikiran membutuhkan ruang pengalaman, perspektif, latihan kognitif bahkan cita rasa spiritual.
Mengacu pada bahasan kecil ini, pikiran dapat menjadi energi sebagai hasil dari pengalaman interaksi yang konstan dengan ragam variabel indrawi khususnya. Sehingga menghasilkan wujud baru berupa pengertian, jalinan pengetahuan, karya fisik dan seterusnya. Sedangkan karya itu relatif asli, baru dan bertahan lama serta memiliki daya ubah yang signifikan.
Hanya saja, pikiran otonom tidak selamanya dapat menempuh jalannya sendiri lewat sangka, persepsi dan analisa inderawi karena pikiran itu selalu berkejaran dengan nafsu dan pilihan pilihan  rendah dan hina, di samping keterbatasan lainnya.