Gejala dan peristiwa serta setiap kejadian diri ataupun sosial menjadi medium bagi hamba muqarrabin. Semisal musibah wabah yang melanda dunia saat ini, kejadian ini hanya akan menambah keyakinan dan kecintaannya pada Pencipta hingga semakin harmoni dalam menata hidup.
Seorang hamba dalam maqam irfan tidak memandang kejadian darurat ini dari segi kondisi sosial-hukum dan analisis sebab terjadinya wabah ini. Dan iapun tidak bisa menyampaikan pada khalayak bahwa dirinya telah sampai pada maqam ma'rifat, atau mengatakan, ia dapat memandang apa yang tak dapat dipandang oleh orang kebanyakan: pernyataan dirinya ini justeru akan merusak perjalanan  (suluk) dan mujahadahnya.
Dalam pengantar kecil ini, dapat kita pahami apa yang diucapkan Imam Ghazali (disampaikan kembali dalam ceramah Ust. Abd Somad), bahwa kemampuan ma'rifat ini dan potensi irfan adalah semata "Cahaya Allah Yang Ia Titipkan pada hati hambaNya yang mukmin,mukhlis dan terpilih".
Cahaya tersebut semakna petunjuk, ilham, pemahaman dan dorongan kebenaran yang tidak menyalahi syariat. Yang dengan cahaya itu pula, seorang hamba tadi menjalani hidup dan menempuh jalan ketaatan.
Menurut yang penulis yakini, belajar ma'rifat mungkin tidak didapatkan secara formal. Walau bisa saja sekolah formal memediasi capaian ma'rifat ini dengan ragam levelnya. Maka langkah yang paling umum dalam memulai kelas ma'rifat adalah, seperti rekomendasi Imam Alghazali dalam Bidayatul-hidayah (menjelang hidayah/permulaan hidayah), yaitu dengan menjalankan amal ketaatan lahir dan batin secara bertahap.
Amal lahir misalnya, menjaga kesucian diri dengan menjaga wudhu lalu memelihara diri dari setiap kewajiban seperti shalat serta disusul dengan rangkaian amal sunnah sepanjang waktu. Hingga pada level selanjutnya, menjaga diri dari yang haram, bahkan tidak mengambil/menikmati  yang halal kecuali hanya sedikit. Langkah langkah tersebut akan menyampaikan kita pada tingkat ma'rifat tertentu sesuai Yang Ia Kehendaki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H