Mohon tunggu...
Taufiq Sentana
Taufiq Sentana Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan dan sosial budaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi pendidikan Islam. peneliti independen studi sosial-budaya dan kreativitas.menetap di Aceh Barat

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Motivasi: Titik Terberat dalam Hidup

23 Juli 2021   16:35 Diperbarui: 23 Juli 2021   17:19 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Titik Terberat dalam Hidup

Setiap kita memiliki titik berat yang berbeda dan beragam. Titik berat dalam arti dinamika hidup, gejolak dan problematikanya. Termasuk, latar belakang dan orientasi orientasi kita, turut dalam pembentukan diri yang kemudian menjadi titik titik dalam hidup kita, seperti pola pada kata sandi di HP pintar, dengan bentukannya masing masing.

Mungkin secara literal dan psikologis, titik terberat yang sering kita ketahui adalah adanya krisis dalam kehidupan seseorang, entah itu secara pribadi, sosial, finansial dan lainnya.

Konon, setiap kita memiliki masa krisis" sendiri, yang ia lampaui atau mengerus sesuai waktu dan prinsip yang diyakini. Sebagian krisis memang butuh resolusi, sebagian lagi, penerimaan dan perbaikan diri langsung.

Usian 40 an tahun termasuk tahapan memungkinkan dalam fase krisis ini, tergantung periode sebelumnya dan kematangan diri dalam menyikapi relaitas hidup yang semakin membutuhkan "jalan keluar": tempat tinggal, pendidikan/sekolah anak, pengaruh sosial, kekuatan finansial, rasa spiritual dst.

Maka wajar, bila Allah Menunjukkan RahmatNya dengan firmanNya, yang bermakna(surat Al Ahqaf): agar kita meminta pertolonganNya dalam memperbaiki keluarga kita, meminta Dia Terlibat" dalam usaha kita melampaui krisis" pada rentang usia ini.

Di samping fase krisis di atas, titik berat lain yang paling mungkin kita alami adalah, titik berat dalam Perbaikan Diri.
Titik berat untuk melampaui ketaatan dan istiqamah dalam prinsip dan keyakinan serta konsekuensinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun