Mohon tunggu...
Taufiq Saifuddin
Taufiq Saifuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Penikmat kopi yang sedang jadi peneliti di Pusat Polling Indonesia (PUSPOLL Indonesia)

Pemerhati Politik dan Sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gorong

21 September 2022   20:23 Diperbarui: 22 September 2022   18:05 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kau akan sedih apabila temanmu gagal. Tetapi, jika ia sukses kau akan lebih sedih. Tak perlu khawatir masih ada yg lebih sedih. Itulah musuhmu."

Sebagai pembuka, paragraf diatas mungkin tidak mewakili. Terutama sekali judul yang sudah dibubuhi. Apalagi, kita angkatan YPL-8 GI. Ini soalan rindu, pada teman-teman, lebih-lebih sama Fachri. Hihihihi.

YPL-8 telah pun jadi histori. Darinya, kita lahirkan banyak stori. Dan di masa mendatang akan tersibak ragam misteri. Masing-masing kita tentu menorehkan reputasi --meski kata cerdik-padai reputasi adalah hal yg orang pikirkan tentangmu, karakterlah yang jadi jati diri--.  

Sampai disini, kita sudahi yang berat-berat. Sebab jika tidak, pembaca yang budiman bisa kerut dia punya jidat.

Saya ingin, mengajak ingatan kita kembali ke "gorong-gorong". Saat, Fachri dan tongkat pralonnya tengah berkhutbah. Kawan ini sangat pandai merubah wajah yang kusut-samut jadi berseri-seri. Ia bahkan masih bisa tertawa diantara cacian dan makian dari Dian juga Iin. Tak dipersialkan, sebab semua hanya terjadi karena keadaan.

Gelak tawa menyeruak. Kadangkala meletup, hutan beton kantor DPP pun luluh lantah. Fachri, sekali lagi, begitu lihai memainkan tinta lewat pena kata-kata. Mengubah bahasa tulisan jadi lisan. Kita pun tersadar, ternyata kritis dan humoris hanya beda-beda tipis.

Di ruang kelas, orang pada nyanyi-nyanyi. Sebagiannya lagi joget-joget. Sambal duduk atau ikut berdiri. Semua berpartisipasi. Tuan dan Puan pun bersorak, kegirangan seperti ombak.

Pemandangan itu semacam genosida birokratis. Tidak ada skat diantara kita. Semua sama, mau pejabat maupun yang dijabat melebur menjadi satu. Semua kita adalah adiwira di ruang ekspresinya masing-masing.

Kebersamaan di YPL-8 seperti tanda baca. Akan selalu berkelanjutan. Tentu tidak seperti sinetron "Tukang Bubur Naik Haji". Yang episodenya berakhir di seri 1000 sekian. Hehehe.

Handai tolan sekalian. Teman-temanku yang baik hatinya, anggun dan memesona perangainya, serta cantik dan tampan parasnya. Tak ada yang membenci pagi, karena darinya hal baru dinanti-nanti. Marilah tangan terus berjabat, guna merogoh segudang hajat. Kebersamaan kita selama 6 hari sungguhlah penuh rahmat.

Demikianlah dahulu, lain waktu kita lanjutkan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun