Semenjak diadopsi, Raina kini menjadi saudari angkat Gwenny, anak dari Tante Flora. Raina sangatlah menyayangi Gwenny, dan begitu pula Gwenny, sangat menyayangi Raina. Sejak kecil, mereka juga tinggal di satu rumah bahkan satu kamar. Berikut merupakan kalimat pembuktian kasih sayang paling khas dalam novel ini:
"Siapa yang paling sayang sama loe?" tanya Gwenny. "Kamu," jawab Raina.
"Siapa yang paling sayang sama gue?" tanya Gwenny. "Aku," jawab Raina.
"Ada sebuah perasaan aneh mulai masuk ke relung perasaannya. Dan itu mulai membuatnya tidak nyaman. Tapi anehnya, rasa tidak nyaman itu sangatlah menyenangkan baginya. Mungkinkah ini cinta? Entahlah. Yang jelas Raina sangat bahagia jika bersama Dimas."Kalimat ini, kalimat terakhir dari chapter empat belas, merupakan awal dari kisah cinta Raina dan Dimas. Sangat banyak lika-liku percintaaan yang dirasakan Raina bersama Dimas. Mulai dari kisah terbaik, hingga pengalaman terburuk. Bahkan dalam beberpa chapter, Raina kerap membuat pembaca bersimpati padanya.Â
Contohnya kalimat berikut ini: "Raina tetap menunduk, air matanya mulai menetes. Namun Raina tetap memilih diam, kerena ia merasa sangat bersalah."Kalimat pada chapter ke dua puluh tiga ini merupakan gambaran kesedihan dan pengorbanan Raina ketika harus merelakan Dimas yang akan bertunangan dengan Gwenny, saudarinya. Tak hanya sampai disini, chapter selanjutnya bahkan menceritakan Riana yang buta akibat efek samping dari kecelakannya pada chapter kedua. Di sisi lain, ada pula tingkah Raina yang membuat pembaca tersenyum.Â
"Suara music terdengar lantang kelaur dari dalam toko bunga, Flora Florist. Ada Raina yang sedang berjoget asal dengan begitu energik. Ia meraih sebuah sapu dan dijadikannya gitar. Raina naik ke kursi dan terus berjoget. Ia memejamkan matanya sambil ikut berteriak-teriak, menyanyikan lagu." Untaian kalimat ini merupakan satu paragraf dari chapter delapan yang dilanjutkan dengan adegan Raina yang terjatuh akibat terkejut saat seorang pria tampan datang sebagai pelanggan. Dari berbagai kejadian dalam cerita ini, dapat kita simpulkan bahwa Raina merupakan tokoh yang lugu, ramah, ceria, sabar, dan rela berkorban.
Kedua, tokoh utama pria yang bernama Dimas. Dimas merupakan anak dari Tante Cindy yang dikisahkan di awal cerita akan dijodohkan dengan Gwenny, anak perempuan Tante Flora. Dalam Novel ini, Dimas merupakan tokoh utama yang jatuh cinta pada Raina. Ada suatu kejadian penting dalam diri Dimas, yakni pengalaman buruknya tentang kecelakaan pada chapter kedua. "Mobil itu sepertnya berbelok patah dengan tidak sengaja, lalu menabrak Raina yang sedang mengayuh sepedanya. Tanpa ampun, tubuh Raina terpelanting ke atas mobil.Â
Ia berguling dan akhirnya terjatuh dengan kepala menghamtam trotoar. Raina tidak sadarkan diri. Pelipisnya mulai mengucurkan darah." Walaupun merupakan pengalaman yang buruk, kecelakaan ini juga merupakan awal dari pertemuannya dengan Raina, cinta sejatinya. Sikap tanggung jawab atas kecelakaan tersebut membuat dirinya lebih dekat dengan Raina. Dari berbagai kalimat dan gerak-gerik tokoh, dapat kita simpulkan bahwa pria tampan ini, Dimas memiliki karakter yang kuat, lembut, berani, sabar, jujur, dan bijaksana.Â
Penolakannya terhadap pernikahan dirinya dan Gwenny juga merupakan contoh kejujuran dan kebijaksanaan Dimas. Ia jujur akan perasaannya dan bijak dalam menentukan waktu yang tepat untuk menyampaikan perasaanya itu. "Saya minta maaf sebelumnya. Tapi saya gak bisa melakukan pernikahan ini."Begitulah kalimat yang dilontarkan Dimas dalam penyataan penolakannya. Walaupun setelah itu semua orang tidak setuju, tapi Dimas tetap pada pendiriannya dan melawan dengan kesabaran dan kalimat yang sopan.Â
Dimas orang yang lembut, meskipun dalam keadaan yang tegang dan emossional, ia tetap berkata baik pada Gwenny yang telah menyakiti Raina dengan tamparan. "Gwenny membisu. Tapi, Dimas malah menatapnya dengan lembut. "Gwenn, semua yang terjadi gak ada yang kebetulan. Aku sangat berterima kasih sama kamu. Saat itu, kamu mengirim Raina buat aku. Kamu adalah alasan aku dan Raina bertemu."Begitulah kalimat Dimas yang coba meredam panasnya situasi. Â Â
Ketiga, saudari angkat Raina yang sangat menyayanginya, yakni Gwenny. Cukup berbeda dengan Raina, Gwenny merupakan wanita yang sangat gaul dan cantik bagaikan model. Namun, ia hanya sedikit lebih manja karena asuhan ibunya sejak kecil. Gwenny merupakan orang yang cukup sabar. Walaupun Raina kurang gaul dan lugu, ia tetap sabar berbicara dengan Raina meskipun saudari angkatnya itu lambat mengerti. Mari simak kalimat berikut ini. "Terus, aku harus anter bunga apa?" tanya Raina polos. "Shhh Diem, dih. Ini bukan nganter bunga...! Degerin gue baik-baik, ya! Lo ke sana, terus bilang nama lo, Gwenny."