Mohon tunggu...
Taufiq Nur Azis Smart
Taufiq Nur Azis Smart Mohon Tunggu... Konsultan - Terus memberi manfaat

Menebarkan kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tuhan Masih Pantaskah Aku Bahagia, Sebelum Kembali Kepada-Mu

22 Juni 2024   15:11 Diperbarui: 22 Juni 2024   15:18 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan Pantaskah Aku Bahagia, Sebelum Kembali Kepada-Mu

Selamat sore Tuhanku....

Aku kembali dengan keluh kesahku....

Mungkin ini sudah kesekian kalinya...

Masih adakah kesempatan bagiku bahagia...

Ya Tuhan....


Dengan segala kerendahan hati ini....

Dengan segala dosa dankeburukan hambamu ini...

Engkau menutup seluruh aibku saat ini...

Dan apabila engkau perlihatkan saat ini....

Ya Tuhan...

Mungkin diri ini seperti sampah berjalan...

Atau bahkan lebih indah tumpukan sampah dari pada tubuhini...

Masih adakah tempat untuk hambamu bahagia....

Ya Tuhan....

Masih pantaskah hamba merasakan kebahagian...

Maafkan hambamu ini Tuhan...

Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengampun...

Ya Tuhan...

Atau memang dosa dan keburukan yang terlampu banyak...

Seperti tumpukan sampah yang dipandang sebelah mata...

Sehingga tidak ada kesempatan untuk bahagia...

Bukankah Engkau Tuhan yang selalu memaafkan...

Dalam Al-Qur'an Allah menegaskan bahwa dalam keadaan apapun dan bagaimanapun Allah sangatlah menyayangi seluruh hamba-hamba-Nya, termasuk kepada para pendosa sekalipun.

"Rahmat (kasih sayang)-Ku meliputi segala sesuatu" (QS. Al-A'raaf: 156).

"...sesungguhnya Allah kepadamu adalah Maha Penyayang" (QS. An-Nisa': 29).

"...Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada Manusia" (QS. Al-Hajj: 65).

Rasulullah saw. juga menjelaskan bahwa rahmat Allah lebih luas dari murka-Nya. Beliau saw. bersabda, "Tatkala Allah menciptakan para makhluk, Dia menulis dalam kitab-Nya, yang kitab itu terletak di sisi-Nya di atas 'Arsy, "Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mengalahkan kemurkaan-Ku." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam konteks ini bisa dipahami juga bahwa Allah lebih mendahulukan ampunan daripada azab-Nya. Setiap hambanya pasti akan diuji oleh Tuhannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun