Mohon tunggu...
Taufiq Nur Azis Smart
Taufiq Nur Azis Smart Mohon Tunggu... Konsultan - Terus memberi manfaat

Nikmati seadanya, jangan meniru mereka yang punya segalanya. (bersyukur) Gus Baha'

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kenapa Masjid Ukhuwah Islamiyyah Universitas Indonesia Sepi???

16 Maret 2023   18:50 Diperbarui: 16 Maret 2023   18:54 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada satu ulasan yang dibuat oleh seorang alumni Universitas Indonesia yang mungkin dulu menjadi mahasiswa aktif memakmurkan Masjid. Kira-kira secara singkatnya seperti ini, Kenapa Masjid Ukhuwah Islamiyyah Universitas Indonesia Sepi???

Mari kita analisa terlebih dahulu, seharusnya bagaimana?

Menurut saya, Indikator keberhasilan sebuah Masjid tidak selalu berkaitan dengan ramainya Masjid?

Kemudian, Masjid adalah Baitullah, sehingga ramai atau tidak masjid dengan kajian tertentu ditentukan oleh pengelola dan manusia yang ada disekitar. Kalo pengelolanya sudah membuat agenda kegiatan kajian dan tidak ada manusianya yang datang ke Masjid, itu bagaimana?

Selanjutnya, ternyata ada kelompok-kelompok yang mengatasnamakan dirinya benar sendiri sehingga tidak mau mengikuti kajian dimasjid tersebut karena tidak sesuai dengan pemahaman yang mereka yakini. Arti ini juga kemudian bertolak belakang dengan apa yang sudah diprogramkan oleh pengelola Masjid.

Heemm, ternyata setelah diusut ternyata mereka membuka kajian sendiri diluar lingkungan Masjid karena mereka tidak sejalan dengan program yang dibuat oleh pengelolanya. 

Jadi, kalo seperti ini Masjid sepi itu yang salah siapa sih? 

Apa salah Masjidnya? Hehe atau salah Manusianya yang belum sadar dan terbuka dengan perbedaan dalam pandangan keagamaan sehingga mengambil jalan sendiri (kharaj). 

Hehe jadi inget satu sekte khawarij yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib yang tidak sepakat dengan Tahkim, sehingga mereka keluar dan bahkan membuat tandingan dan mereka dirinya paling benar dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib.

Kalo masalah perbedaan pemahaman, seharusnya Masjid menjadi tempat duduk (dialog) untuk bisa menyelaraskan mana yang perlu diselaraskan bukan memisahkan diri dan membuat majlis sendiri diluar ruang yang sudah disediakan oleh Masjid tersebut.

Kita kembali ke Masjid Ukhuwah Islamiyyah Universitas Indonesia, sepinya karena apa sih?

Katanya sih, mereka tidak diperkenankan melakukan kajian disana. 

Kalo tidak diperbolehkan berarti kan ada something, bukankah begitu? Hehe 

Pengelola Masjid bukan berarti menolak perbedaan pemahaman atas kelompok tersebut melainkan ada sesuatu yang diekslusifkan dari kelompok tersebut tersebut dan yang pasti banyak pertimbangan kenapa pengelola melakukan atau mengambil kebijakan demikian.

Hehe, yang pasti banyak faktor lainnya?

Mohon maaf apabila ada kesalahpahaman.

Goes to Campus 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun