Dalam hidup ini  kita diberikan rezeki yang berlimpah ruah oleh Allah SWT. Rezeki yang berlimpah ruah tersebut pada hakikatnya adalah titipan dari Allah SWT. Sehingga dari rezeki yang kita peroleh dan miliki (bersifat sementara) dalam hidup di dunia ini. Karena rezeki itu bersifat sementara tentunya sebagai manusia ketika sudah meninggal dunia tidak mungkin sebagian dari rezeki atau harta yang dimiliki akan dibawa mati, kecuali rezeki yang dibelanjakan dijalan Allah SWT. Misalnya memberikan sebagian rezeki yang kita miliki untuk orang lain yang membutuhkan. Sebagaimana dijelaskan bahwa sebagian dari rezeki yang kita miliki ada hak orang lain yang harus dikeluarkan. Jadi sebagian rezeki yang kita keluarkan tersebut yang akan menjadi bekal kita ketika kembali kepada Allah SWT (meninggal).
Meminjam pernyataan Gus Baha', beliau menyampaikan bahwa, "Yang abadi adalah yang kita sedekahkan".
Sehingga perlunya kita menyadari bahwa ketika kita menyedekahkan sebagian rezeki yang kita miliki baik kepada manusia karena Allah SWT dan menyedekahkan sebagian rezeki dijalan Allah SWT misalnya pembangunan Masjid, memberikan bantuan kepada Anak Yatim dan lain sebagainya. Itu semua yang akan abadi, bisa dijadikan sebagai amaliah dunia yang berpahala akherat.
Apabila rezeki yang dibelanjakan untuk kesenangan diri sendiri, menuruti nafsu, dan lainnya maka amaliah tersebut termasuk amaliah dunia dan tidak berpahala akherat, namun ketika kita membelanjakan rezeki (harta) dijalan Allah SWT dengan keikhlasan akan bernilai akherat. Dengan begitu maka amaliah yang dibelanjakan dijalan Allah SWT akan menjadi abadi. Manfaat tersebut akan kita terima ketika nanti kita sudah kembali kepada Allah SWT (meninggal dunia).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H