Alhamdulillah bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rohmat-nya untuk seluruh makhluk di bumi ini, sehingga kita semua masih bisa bernafas dan diberikan kemampuan serta kesehatan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita semua. Aamiin ya rabb.
Shalawat, kami haturkan kepada Habibana Muhammad Shalallahu alaihi wasallam, beserta keluarganya, para sahabat, tabiin dan semoga kita semua umatnya diakhir zaman ini memperoleh syafaatnya di yaumi kiamat nanti. Aamiin ya rabb.
Kesempatan yang baik ini penulis bersyukur atas nikmat masih diberikan Allah SWT.Â
Media sosial dan teknologi, sebagai ajang yang sangat populer untuk bisa dikenal oleh banyak orang atau bahkan ratusan, miliaran orang diluar sana. Sekali kita melakukan kesalahan, maka jejak digital itu akan menyimpannya sebagai sebuah catatan kita.Â
Berkaitan dengan tema yang penulis ajukan dalam artikel ini bahwa, "adakah dosa Jariyah? Tentunya saja ada. Misalnya ada sebuah projek kontent dewasa, yang kemudian menimbulkan syahwat bagi orang yang melihat, sehingga menimbulkan keinginan negatif pada diri seseorang yang melihat.Â
Siapakah orang yang memperoleh dosa Jariyah:
1. Subjek (orang yang berperan)
2. Orang yang mendokumentasikan
3. Orang yang membagikan
Selama konten tersebut masih ada dan tersebar di media sosial, hal itu berpotensi sebagai dosa Jariyah. Meskipun orangnya sudah meninggal dunia tetapi kontennya masih ada, disitulah dosa Jariyah tetap mengalir kepada subjek dan orang yang membuat serta orang yang membagikannya.
Oleh karena itu, Apabila kita merasa menjadi bagian dari ketiga tersebut maka secepatnya hapus. Kenapa harus sesegera dihapus, dikhawatirkan ada orang lain yang akan membagikan konten tersebut ke banyak media sosial. Sehingga dengan begitu akan sulit orang pertama menghapus jejak digital yang sudah tersebar dimedia sosial.
"Penyesalan itu belakang, dan kalau didepan itu  pendaftaran", mungkin istilah ini yang bisa mewakili sebuah penyesalan diri atas apa yang telah diperbuat sebelumnya.
Kalo kita perhatikan bersama banyak sekali orang membuat kontent yang berbau negatif untuk memperoleh pengikut dan dengan begitu seseorang dapat memperoleh monetisasi dengan cepat. Namun mereka tidak menyadari bahwa ada dosa Jariyah dimana ketika mereka sudah tidak ada lagi di dunia ini atau sudah meninggal dosa tersebut masih mengalir.Â
Pertanyaan ini penulis tegaskan kembali, kenapa bisa menjadi dosa Jariyah?
"Selama kontent negatif yang kita buat tersebut menimbulkan kemaksiatan, maka disitulah sumber dosanya".
Mari kita sebarkan kebaikan, dengan 1 kebaikan itu akan menjadi 1000 kebaikan yang akan memberikan pahala meskipun kita telah kembali kepada Allah SWT. Semoga artikel ini menjadi amal baik untuk kita semua.Â
Semoga memberikan manfaat untuk kita semua dan mohon maaf apabila dalam artikel saya penulis buat menyinggung pihak-pihak tertentu. Sekali lagi mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekhilafan.
Wallahu 'alam.
Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H