Mohon tunggu...
Taufiq Nur Azis Smart
Taufiq Nur Azis Smart Mohon Tunggu... Konsultan - Terus memberi manfaat

Nikmati seadanya, jangan meniru mereka yang punya segalanya. (bersyukur) Gus Baha'

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara Perkataan dan Keyakinan

26 Desember 2020   09:29 Diperbarui: 26 Desember 2020   09:39 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tahun ucapan "selamat hari natal" menjadi hal yang selalu diperdebatkan seluruh kalangan umat Islam, antara diperbolehkan dan tidak perbolehkannya mengucapkan pernyataan itu. Namun dalam kesempatan ini penulis mencoba menguraikan "antara perkataan dan keyakinan". 

Apakah sebuah perkataan (ucapan) menjadi bagian dari pengakuan/ menyakini sesuatu hal, atau perkataan hanya sesuatu yang keluar dari mulut bukan keluar dari hati. Jika sebuah perkataan itu muncul dari mulut tanpa didasarkan pada hati, maka perkataan tersebut sebatas lisan bukan perbuatan (menyakini). 

"apabila suatu ketika kita di undang oleh saudara kita yang berbeda agama, bagaimana sikap kita? saya sebagai seorang muslim akan menghadiri undangan tersebut untuk menghormati tuan rumah meskipun berbeda agama dengan kita. yang perlu kita perhatikan bersama adalah kita sebagai muslim hanya "menghadirnya fisik (tubuh)" bukan menghadirkan "ruh". menurut pandangan saya bahwa ber-Islam itu adalah menghadirkan seutuhnya "ruh" keyakinan dalam diri. sehingga apabila kita menghadiri undangan tuan rumah yang berbeda agama dengan kita, maka kita hanya menghadirkan "fisik" bukan menghadirkan "ruh". 

  sebagaimana dalam Islam, bahwa Allah melihat hambanya tidak pada fisiknya atau namun ruhnya hambanya yang memiliki keimanan dan ketaqwaan padanya. artinya bahwa keimanan dan ketaqwaan merupakan bagi dari ruh manusia bukan bagian dari fisik (jasmani). baik secara jasmani belum tentu baik secara ruhaninya. seperti halnya keyakinan seseorang itu berada pada ruhaninya bukan pada jasmaninya. meskipun antara jasmani dan ruhani saling terkait antara satu dengan lainnya. berikut dalam Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.


"Sungguh Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, melainkan melihat hati dan amal kalian." [HR Muslim]

Sehingga perlu digaris bahwa ketika ada perbedaan antara sesama muslim tidak perlu risau karena setiap orang memiliki dasar-dasarnya masing-masing dalam memahami segala sesuatunya. Manusia hanya melakukan dan Allah Swt yang akan menilai apa yang menjadi motif dan tujuan akhir dari seorang manusia. 

Apakah sebuah perkataan sampai kepada (menyentuh) keyakinan seseorang sebagai pengakuan terhadap sesuatu? tentu saja tidak? karena perkataan jika tidak didasarkan pada ruhaninya maka itu hanya perkataan saja dan tidak sampai pada (menyentuh) kenyakinan atau menyakini terhadap sesuatu  .

"Perkataan adalah wilayah jasmani, Keyakinan adalah wilayah Ruhaniyah"

WaAllahu 'Alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun