Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Organisasi mahasiswa dengan segala dinamikanya turut mempengaruhi perilaku individu mahasiswa sebagai anggotanya, individu mahasiswa inilah yang akan menentukan model gerakan mahasiswa pada era belakangan ini. Akhir-akhir ini organisasi mahasiswa mulai dimasuki dan dipengaruhi oleh kepentingan partai politik, kondisi ini bila tidak segera diatasi maka dari organisasi mahasiswa akan lahir generasi-generasi yang tidak mempunyai integritas sikap mental, spiritual serta emosional. Sehingga tidak heran jika muncul diskursus wacana mengenai fusngsi dan peran organisasi mahasiswa belakangan ini. Gerakan moral ataukah gerakan politik?
Mahasiswa sebagai calon pemimpin dan penerus bangsa dimasa depan, dan sebagai kelas intelektual yang memiliki standar keilmuan yang tinggi, sudahkan gerakan yang kita lakukan sebagai respon dari masalah perpolitikan yang terjadi disekitar kita secara wajar? Apakah turun ke jalan bisa dianggap bahwa gerakan mahasiswa sudah merespon permasalahan politik yang menjadi kerisauan masyarakat kita?
Gerakan Mahasiswa harus mampu menampilkan diri sebagai kaum intelektual yang cerdas, banyak bermain pada wilayah kritik yang tidak akan kering dengan solusi, mampu melihat dengan jeli apa sebenarnya akar permasalahan yang terdapat di negeri Indonesia, sehingga solusi yang ditawarkan oleh mereka tidak hanya dari sebuah upaya yang mempercantik rongsokan “mobil” yang berkarat, melainkan solusi yang dapat menyelesaikan permasalahan dengan tuntas.
Sudah saatnya, memandang gerakan mahasiswa sebagai gerakan pengontrol kebijakan politik pemerintahan untuk direnungi kembali, segera melakukan pembaharuan gerakan. Semakin bernuansa politik semakin jauh sasaran dari jangkauan. Bukankah hakikat gerakan mahasiswa pada umumnya adalah untuk menuntut keadaan yang lebih baik, bukan perubahan untuk perubahan. Paling tidak, harus ada kaji ulang terhadap tujuan peran, sebab menerobos dinding-dinding birokrasi tidak bisa dengan pendekatan "win-lose", tetapi harus "win-win". Gerakan mahasiswa dengan menggunakan pendekatan kemitraan melalui "lobhy", argumentasi akan lebih banyak mencapai sasaran.
Sebagai mahasiswa yang baik tak sepatutnya selalu melakukan aksi dan mengkritik kebijakan tanpa memberikan jalan alterrnatifnya. Sebagai mahasiswa apalagi bergabung dalam gerakan mahasiswa sangatlah naif jika selalu menggemborkan kritikan tanpa duduk bersama, melingkar bersama mencari solusi dari setiap kebijakan yang dianggap salah.
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Sumber Diskusi:
Cak. drh. Chaidir, MM (Mantan Aktivis Mahasiswa Pekanbaru)
Cak. Indra Kusumah (BEM Universitas Padjadjaran 2003-2004)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H