Mohon tunggu...
Muhammad Taufiqul Alim
Muhammad Taufiqul Alim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Saya memiliki ketertarikan pada sektor pertanian.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Potensi dan Pemasaran Produk Pertanian di Banyuwangi

29 November 2023   13:56 Diperbarui: 29 November 2023   14:14 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur. Selain terkenal akan kebudayaannya, Banyuwangi juga menyimpan potensi yang sangat besar pada sektor pertanian. Berikut merupakan potensi pertanian dan pemasaran produk pertanian di Kabupaten Banyuwangi.

Potensi lahan pertanian yang luas di Banyuwangi

     Potensi luasnya lahan pertanian di Banyuwangi membuka pintu untuk kemajuan signifikan dalam sektor pertanian. Banyuwangi memiliki luas lahan pertanian sekitar 212.000 hektar dengan kondisi lahan yang subur sehingga memiliki keunggulan alamiah untuk mendukung produksi pangan yang beragam. Diversifikasi tanaman dapat dilakukan agar dapat memanfaatkan potensi lahan pertanian secara optimal. Selain tanaman pangan seperti padi dan jagung, lahan yang luas dapat dimanfaatkan untuk menanam tanaman hortikultura, buah-buahan, dan rempah-rempah. Hal ini tidak hanya berpotensi me ningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal dengan menyediakan variasi makanan yang lebih kaya nutrisi bagi masyarakat.

     Pentingnya pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi yang efisien dan pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan lahan dapat menjadi kunci sukses dalam mengoptimalkan potensi lahan pertanian tersebut. Selain itu, dukungan pemerintah dalam penyediaan pelatihan dan teknologi pertanian modern dapat memberikan dorongan tambahan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan praktik pertanian yang berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan ekologi dan melindungi keanekaragaman hayati di sekitar lahan pertanian. Dengan memanfaatkan secara bijak potensi lahan pertanian yang luas, Banyuwangi dapat menjadi pionir dalam menciptakan model pertanian yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi ekonomi dan lingkungan setempat.

Kondisi geografis dan iklim yang mendukung pertanian di Banyuwangi 

     Banyuwangi memiliki kondisi geografis yang mendukung pertanian yang beragam. Topografi yang bervariasi memberikan kesempatan untuk berbagai jenis pertanian, mulai dari dataran rendah hingga lereng gunung. Keberagaman ini memungkinkan penanaman tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

     Iklim tropis di Banyuwangi, dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun, menjadi faktor kunci dalam kesuksesan pertanian di daerah ini. Curah hujan yang stabil memastikan ketersediaan air yang cukup untuk tanaman sepanjang musim, mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Selain itu, suhu yang relatif hangat sepanjang tahun memberikan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan berbagai tanaman tropis.

     Dengan topografi yang beragam dan iklim tropis yang stabil, Banyuwangi memiliki potensi pertanian yang besar, menjadi tempat yang ideal untuk menghasilkan berbagai jenis hasil pertanian dengan kualitas yang baik.

Komoditas pertanian unggulan di Banyuwangi

     Banyuwangi, dengan keberagaman komoditas pertanian mulai dari buah-buahan, padi, hortikultura, hingga berbagai jenis lainnya, menjadi wilayah yang kaya akan potensi agraris. Luasnya wilayah Kabupaten Banyuwangi, yang meliputi pesisir hingga pegunungan, memberikan variasi yang signifikan. Komoditas unggulan di Banyuwangi cenderung didominasi oleh buah naga, karena memiliki kualitas unggul.

     Wilayah-wilayah seperti Pesanggaran, Tegaldlimo, Sempu, Siliragung, Purwoharjo, dan Bangorejo menjadi pusat mayoritas produksi buah naga. Buah naga tersebut tidak hanya diperdagangkan secara lokal, namun juga dipasarkan ke daerah-daerah seperti Malang, Surabaya, bahkan sampai ke luar Jawa seperti Bukittinggi. Potensi pengembangan pertanian di Banyuwangi semakin menjanjikan melalui diversifikasi komoditas dan ekspansi pasar.

Sumber daya manusia yang mendukung sektor pertanian di Banyuwangi

     Di Banyuwangi, sektor pertanian berkembang pesat berkat kontribusi kuat dari sumber daya manusia yang memiliki keahlian tinggi dalam teknik pertanian. Para petani dan ahli pertanian di wilayah ini diperkuat oleh program pelatihan dan pendidikan pertanian yang memberikan mereka pengetahuan terkini dan keterampilan praktis. Dengan demikian, Banyuwangi tidak hanya memiliki lahan pertanian yang subur, tetapi juga tenaga kerja yang terampil dan teredukasi, menciptakan sinergi yang positif untuk kemajuan sektor pertanian.

     Pentingnya sumber daya manusia dalam sektor pertanian Banyuwangi tergambar melalui keterlibatan mereka dalam berbagai aspek teknis pertanian. Dukungan dari program pelatihan dan pendidikan pertanian di daerah ini tidak hanya meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga memperkenalkan inovasi dan praktik terbaru dalam bidang pertanian. Sebagai hasilnya, Banyuwangi menjadi contoh bagaimana investasi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat mengubah lanskap pertanian, memastikan ketahanan pangan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi wilayah.

Pengembangan sektor pertanian di Banyuwangi 

 

wisataalamdusunkutugan.blogspot.com
wisataalamdusunkutugan.blogspot.com

     Sektor pertanian di Banyuwangi termasuk sektor yang lebih unggul daripada sektor-sektor yang lain. Berdasarkan persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor pertanian di Kabupaten Banyuwangi berkontribusi kurang lebih 30 % tertinggi dari sektor lain. Hal ini memiliki pengembangan yang cukup signifikan terhadap sektor tersebut, diantaranya Banyuwangi memiliki potensi lahan pertanian yang sangat strategis dan melimpahnya sumber daya alam. Menurut data statistik, potensi lahan pertanian di Kabupaten Banyuwangi merupakan peringkat ketiga setelah Kabupaten Malang dan Kabupaten Jember. Ini yang membuat Banyuwangi juga dijuluki sebagai lumbung pangan di Jawa Timur.

     Pemerintah daerah juga aktif dalam pengembangan pertanian dengan memperkenalkan teknologi modern, seperti irigasi dan pupuk organik, serta pendekatan pertanian berkelanjutan. Salah satunya adalah pemerintah mengembangkan penggunaan pupuk organik pada kelompok tani guna menunjang kondisi lahan tanah tetap stabil dan bebas dari pupuk kimia. Hal ini juga memberikan edukasi terhadap kelompok tani terhadap pentingnya penggunaan pupuk organik demi berlangsungnya lahan pertanian yang ramah lingkungan.

Peluang bagi petani di Banyuwangi untuk menjual/memasarkan hasil pertanian

     Faktor pemasaran merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam sektor pertanian. Dengan adanya inovasi pemasaran yang baik akan dapat memasarkan produk pertanian dengan lebih efisien. Inovasi pemasaran pertanian di Banyuwangi salah satunya adalah lewat platform digital yang diberi nama "Banyuwangi Mall". Banyuwangi Mall merupakan salah satu marketplace yang dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang berfokus pada pemasaran produk-produk UMKM. Selain itu, platform digital ini juga memasarkan produk-produk pertanian. Dengan adanya marketplace ini, diharapkan akan dapat memperkenalkan dan meningkatkan UMKM yang ada di Banyuwangi, tak terkecuali pada sektor pertanian.

Cara memasarkan hasil pertanian di Banyuwangi

     Kebanyakan petani di Banyuwangi lebih memilih menjual hasil pertaniannya kepada tengkulak. Ada beberapa factor yang menyebabkan hal tersebut. Faktor yang pertama adalah kemampuan tengkulak untuk membeli dalam jumlah besar. Para tengkulak memiliki kapasitas untuk membeli produk dalam jumlah besar, sehingga mengurangi resiko "tidak laku" penjualan hasil pertanian dari ladang petani. Kedua adalah mengurangi resiko dari pembayaran bertempo, karena tengkulak sering kali memberikan pembayaran langsung dan mengambil tanggung jawab untuk mengangkut hasil panen. Ketiga, petani dapat mendapatkan dukungan finansial karena tengkulak menyediakan modal bagi petani yang memungkinkan petani dapat mengakses dana tersebut untuk membeli benih, pupuk, dan kebutuhan pertanian lainnya.

Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap tingginya ketergantungan petani terhadap tengkulak di Banyuwangi, karena tengkulak tidak hanya menyediakan pasar bagi hasil panen mereka, namun juga dukungan keuangan dan pengurangan beberapa resiko.

Kesempatan ekspor

www.playxfit.com
www.playxfit.com

     Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang menjadi penghasil buah naga. Sentra produksi buah naga di Banyuwangi berada di Kecamatan Tegaldlimo, Purwoharjo dan Bangorejo. Pada tahun 2014, produksi buah naga di Banyuwangi mencapai 28.819 ton dengan luas lahan 1.152 ha yang meningkat disbanding pada tahun 2013 sebanyak 16.631 ton dengan luas lahan 678 ha. Kecamatan Bangorejo menyumbang 39% dari total keseluruhan produksi buah naga di Banyuwangi atau setara 11.000 ton per ha dengan luas lahan mencapai 449 ha.

     Jika dilihat dari aspek ekonomi, buah naga termasuk salah satu buah yang bernilai tinggi dengan harga per kilogram buah naga putih antara Rp 10.000,00 -- Rp 18.000,00, buah naga merah harganya lebih tinggi yaitu di atas Rp 20.000,00 , sedangkan untuk buah naga kuning sampai sekarang belum banyak beredar di pasaran, namun harganya diperkirakan kurang dari RP. 20.000,00 per kilogram.

     Ekspor perdana buah naga organik di Banyuwangi dimulai pada tahun 2022 dengan tujuan negara asia dan eropa hingga total nilai ekspor nya adalah 1,8 miliar, sebanyak 15 desa di Banyuwangi antara lain Jambewangi, Sumberagung dan lain-lain, 15 desa ini merupakan Desa Sejahtera Astra (DSA) yang para petani buah naga nya telah mendapatkan pembinaan, pemberdayaan serta pendampingan untuk dapat menghasilkan produk buah naga organik yang memiliki nilai ekspor tinggi dan berkualitas, program DSA ini merupakan bagian dari corporate Program DSA adalah bagian dari Corporate Social Responsbelity (CSR) dari PT Astra Internasional Tbk. Ekspor tersebut akan bekerjasama dengan PT Nusa Fresh yang akan memasarkan ke luar negeri serta mengekspor buah naga organic. Ekspor tersebut menembus harga sampai Rp 30.000 per kilogram.

Sumber:

https://www.neliti.com/id/publications/507337/identifikasi-aliran-nilai-tambah-komoditas-unggulan-buah-naga-di-kabupaten-banyu#cite

https://journal.ummat.ac.id/index.php/PRPE/article/view/7836

https://www.detik.com/jatim/bisnis/d-5994495/buah-naga-banyuwangi-bakal-diekspor-ke-singapura-hingga-eropa

https://news.republika.co.id/berita/r9aabd396/petani-binaan-pt-astra-di-banyuwangi-ekspor-buah-naga-ke-eropa?hl=in_ID

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun