Mohon tunggu...
Taufiq Hidayatur Romadlon
Taufiq Hidayatur Romadlon Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan lupa bantu support dan like and follow ya, dengan begitu saya akan lebih bersemangat dalam membuat karya-karya yang lebih banyak. Terima Kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malam 1 Suro: Tradisi dan Kepercayaan dalam Budaya Jawa

7 Juli 2024   12:29 Diperbarui: 7 Juli 2024   12:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Malam 1 Suro: Tradisi dan Kepercayaan dalam Budaya Jawa

Malam 1 Suro adalah malam pergantian tahun dalam kalender Jawa yang sangat kental dengan nuansa mistis dan sakral. Dalam penanggalan Jawa, Suro adalah bulan pertama dalam kalender tersebut, yang memiliki kesamaan dengan Muharram dalam kalender Islam. Tradisi malam 1 Suro sangat dihormati dan dijalankan dengan berbagai ritual dan kepercayaan oleh masyarakat Jawa, khususnya yang menganut budaya tradisional.

Asal Usul dan Makna

Kalender Jawa diperkenalkan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma dari Kerajaan Mataram pada abad ke-17, yang memadukan unsur kalender Hindu dan Islam. Suro sendiri berasal dari kata "Asyura" dalam bahasa Arab, yang berarti hari ke-10 dari bulan Muharram. Namun, dalam konteks budaya Jawa, Suro tidak hanya merujuk pada aspek religius tetapi juga pada nilai-nilai kearifan lokal dan tradisi leluhur.

Ritual dan Tradisi

  1. Tirakat dan Doa: Pada malam 1 Suro, banyak orang Jawa melakukan tirakat, yaitu semacam laku prihatin dengan cara berpuasa atau tidak tidur semalam suntuk. Tujuannya adalah untuk introspeksi diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

  2. Ritual Pembersihan (Ruwatan): Ruwatan adalah upacara untuk membersihkan diri dan lingkungan dari pengaruh negatif atau roh jahat. Biasanya, prosesi ini melibatkan pemandian keris atau benda pusaka lainnya, yang dipercaya memiliki kekuatan magis.

  3. Larung Sesaji: Di beberapa daerah, masyarakat melakukan larung sesaji atau melarungkan berbagai sesaji ke laut, sungai, atau tempat keramat. Sesaji ini biasanya berupa makanan, bunga, dan dupa, yang dipersembahkan kepada roh leluhur atau penguasa alam gaib.

  4. Kirab Pusaka: Di Keraton Yogyakarta dan Surakarta, malam 1 Suro sering diisi dengan kirab pusaka, yaitu prosesi mengarak benda-benda pusaka milik keraton. Pusaka-pusaka ini dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang bisa memberikan perlindungan dan keberkahan bagi masyarakat.

Kepercayaan dan Mitos

Malam 1 Suro sering dianggap sebagai waktu yang penuh dengan aura mistis. Banyak mitos berkembang di masyarakat Jawa terkait malam ini, seperti larangan mengadakan hajatan atau bepergian jauh karena dipercaya bisa mendatangkan kesialan. Orang Jawa juga percaya bahwa pada malam ini, dunia gaib menjadi lebih aktif dan lebih mudah berinteraksi dengan dunia manusia.

Simbolisme dan Filosofi

Malam 1 Suro tidak hanya tentang ritual dan kepercayaan, tetapi juga mengandung simbolisme dan filosofi yang mendalam. Malam ini mengajarkan tentang pentingnya introspeksi, membersihkan diri dari sifat-sifat buruk, dan memulai tahun baru dengan semangat yang lebih baik. Nilai-nilai ini sejalan dengan konsep harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan yang menjadi inti dari filosofi hidup masyarakat Jawa.

Penutup

Malam 1 Suro adalah perwujudan dari kekayaan budaya dan spiritualitas masyarakat Jawa. Tradisi ini bukan hanya sekadar perayaan tahun baru, tetapi juga sebuah momen untuk merenung, membersihkan diri, dan memperbaharui tekad dalam menjalani kehidupan. Melalui berbagai ritual dan kepercayaan yang dijalankan, malam 1 Suro terus hidup dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun