Mohon tunggu...
Taufiq Hidayah
Taufiq Hidayah Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pariwisata Halal Cegah Eksploitasi Seksual Anak, Mungkinkah?

7 Januari 2018   11:21 Diperbarui: 7 Januari 2018   11:54 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

End Child Prostitution, Child Pornography and Traffiking of Children for Sexual Purposes (ECPAT) Indonesia dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melakukan survei tahun  2016-2017 dan mengambil sampel di 10 kabupaten/kota, yakni Pulau Seribu, Jakarta Barat, Karang Asem (Bali), Gunung Kidul (Yogyakarta), Lombok, Kefamenahu, Garut (Jawa Barat), Bukit Tinggi (Sumatera Barat), Toba Samosir, dan Teluk Dalam (Sumatera Utara).

Assesment dilakukan dengan observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion (FDG). Hasilnya, seluruh destinasi wisata tersebut ditemukan praktik kekerasan dan eksploitasi anak yang dilakukan sejumlah wisatawan. Dari 10 tempat tersebut, hanya Gunung Kudul yang terbilang "aman". Sementara, Jakarta Barat, Garut, Lombok, dan Teluk Dalam, mendapatkan catatan merah alias waspada.

Dari hasil diatas kiranya sangat menarik untuk didiskusikan, peranan wisata syariah dalam mencegah eskpoiltasi seksual anak. Misalnya di Daerah Provinsi  Nusa Tenggara Barat (NTB) termasuk Lombok  yang baru saja memenangkan World Halal Tourism Awards (WHTA) tahun 2016.Yang notabene bergeliat perekonomiannya dengan pariwisata halalnya.

Jadi tidak saja berhubungan dengan peningkatan perekonomian tapi juga ada sisi lain seperti "ekploitasi seksual anak" kiranya tak boleh lepas dari bahasan.

Apalagi Indonesia tingkat keamanannya masih rendah dan Kementrian Pariwisata juga telah mengamininya, ditambah lagi menurut Kordinator ECPAT, Ahmad Sofian Indonesia masih "sangat rawan" berbagai bentuk kejahatan seksual terhadap anak-anak. Untuk itu ini merupakan warning kita bersama, kita jangan hanya menikmati pariwisatanya tapi juga turut memikirkan apa yang telah menimpa anak-anak kita di Indonesia.

Maka saya dan juga tentu pembaca akan berharap semoga hal-hal seperti ini menjadi perhatian serius, sehingga di samping memaksimalkan potensi pariwisata halal kita, juga disisi lain mampu melindungi anak-anak dari serbuan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, memanfaatkan situasi guna melancarkan aksi bejatnya. Semoga kita bisa saling bersinergi dan saling mengingatkan. Majulah Industri Halal termasuk Pariwisata Halal Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun