2. Bahasa menciptakan distribusi gender
Pandangan ini menyiratkan bahwa bahasa memiliki peran penting dalam konstruksi dan pelestarian distribusi gender. Cara bahasa yang digunakan dalam berbagai konteks kehidupan Sosila dapat memproyeksikan bias tentang pria dan wanita yang implikasinya menentukan peran sosial yang diharapkan dari pria dan wanita. Ini membentuk pendapat bahwa bahasa dan wacana di mana manusia terlibat dapat membentuk kepribadian dan kehidupan sosial. Dengan demikian, pembicara dapat mempelajari diferensiasi atau kategorisasi yang dianggap penting dalam budaya tertentu jika mereka mempelajari perbedaan linguistik.
3. Bahasa dan struktur sosial saling mempengaruhi.
Gagasan ini menunjukkan bagaimana mekanisme non-linguistik didukung oleh fitur linguistik untuk menjaga distribusi gender. Misalnya, dapat dilihat bagaimana bahasa mereproduksi konsep tradisional tentang "feminitas" dan "maskulinitas". Namun, untuk melihat mengapa konsep tradisional ini menindas wanita, teori sosial yang ada hubungannya dengan bahasa tersebut.
Berikut ini ada juga perbedaan antara maskulin dan feminis dalam hal perbedaan emosional dan intelektual.
Perbedaan emosional dan intelektual antara hubungan pria dan wanita antara bahasa dan gender dapat diwujudkan dalam tiga jenis hubungan menurut Graddol dan Joan's View (2003: 13), yaitu:
1. Bahasa mencerminkan distribusi gender
Penggunaan bahasa sensitif terhadap pola hidup dan pola interaksi sehingga diindikasikan bahwa perbedaan pengalaman sosial antara pria dan wanita memiliki efek tertentu dalam perilaku bahasa. Dengan demikian, bahasa dipandang sebagai crazil komunitas.
Perbedaan linguistik hanyalah cerminan perbedaan sosial, dan selama masyarakat terlihat pada pria dan wanita bervariasi, dan tidak setara, maka perbedaan dalam bahasa pria dan wanita akan terus terjadi.
2. Bahasa menciptakan distribusi gender
Pandangan ini menyiratkan bahwa bahasa memiliki peran penting dalam konstruksi dan pelestarian distribusi gender. Cara bahasa yang digunakan dalam berbagai konteks kehidupan Sosila dapat memproyeksikan bias tentang pria dan wanita yang implikasinya menentukan peran sosial yang diharapkan dari pria dan wanita. Ini membentuk pendapat bahwa bahasa dan wacana di mana manusia terlibat dapat membentuk kepribadian dan kehidupan sosial. Dengan demikian, pembicara dapat mempelajari diferensiasi atau kategorisasi yang dianggap penting dalam budaya tertentu jika mereka mempelajari perbedaan linguistik.