Mentari boleh saja milik pagi
Bulan tentu milik malam
Lantas pada siapa petang bersemayam?
Juni
Hari dimana khayal ku bersemi
Meski rona merah pipi setia temani sepi
Kau boleh saja acuh,bersikap angkuh
Luluhkan hati mu tekadku teguh
Juni
Tercatat rapi dibukukan cerita berseri
Masihkah kau ingat? Rotasi berputar membagi diri antara hati terbelah di kedua sisi
Bagi mu tak ubah sebatas jumpa
Lebih bila ku ungkap kata
Juni
Terbiasa sendiri
Tergores luka
Tertawa duka
Kau terus melangkah meski hujan tak henti
Rindu ku juga tak mampu hentikan walau tuk sehari
Juni
Tiada harap saat kau katakan usai
Temukan baru pikirku,ternyata pula masih sendiri
Berusaha bertahan merangkul sepiÂ
Tanpa ku sadari menjelang pagi
Hari berganti pertanda usai Juni
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H