Data cadangan minyak terbukti dunia versi BP (Statistical Review of World Energy 2020, edisi ke 69) sudah dirilis.
Seperti yang disebutkan dalam laporan itu, total cadangan minyak terbukti dunia pada 2019 adalah sebesar 1.733,9 ribu juta barel, turun sedikit dari 1.735,9 ribu juta barel dari tahun sebelumnya.
Kawasan Timur Tengah yang kaya minyak dilaporkan masih menempati peringkat pertama sebagai kawasan dengan cadangan minyak terbukti terbesar di dunia dengan total cadangan sebesar 833,8 ribu juta barel.
Tetapi meskipun kawasan Timur Tengah dilaporkan sebagai kawasan yang memiliki cadangan minyak terbukti paling besar, tetapi negara dengan total cadangan minyak terbesar justru bukan dari wilayah tersebut.
Adalah Venezuela yang kembali tercatat sebagai negara dengan total cadangan terbukti paling besar di dunia (2019). Cadangan minyaknya, menurut laporan tersebut, adalah sebesar 303,8 ribu juta barel. Melebihi cadangan minyak Arab Saudi, Kanada, Rusia, Iran, serta seratus kali lipat lebih banyak dibanding cadangan minyak yang dimiliki negara kita.
Untuk memudahkan kita membayangkan seberapa besar cadangan itu; cadangan minyak Arab Saudi yang kaya raya itu, menurut laporan tersebut, adalah sebesar 297,6 ribu juta barel. Indonesia hanya memiliki cadangan sebesar 2,8 ribu juta barel.
Nah, dengan angka-angka seperti itu, maka, menurut logika yang seperti apapun, Venezuela mestinya bisa lebih kaya dibandingkan Arab Saudi. Dan lebih makmur. Masuk akal, kan?
Tetapi, seperti kita tahu, kenyataan di lapangan tidaklah demikian. Fakta yang dikabarkan mengatakan bahwa Venezuela ternyata masih mengimpor minyak. Fakta ini adalah sesuatu yang cukup mengagetkan.
Dan, itu masih diperparah dengan situasi negara yang sedang menghadapi kesulitan-kesulitan. Inflasi yang tinggi mengguncang ekonomi negara berpenduduk 32 juta orang itu. Mata uangnya merosot menjadi mata uang yang tak berharga sama sekali.
Venezuela juga terancam kosong ditinggalkan penduduknya yang mengungsi demi menyelamatkan diri untuk membangun masa depan baru. Laporan PBB menyebutkan, dari 32 juta penduduk negeri itu, 2,3 juta lebih telah mengungsi akibat krisis ekonomi dan politik.
Begitulah. Venezuela, demikian halnya dengan negara-negara lainnya sudah lebih dahulu hancur karena kesalahan mengelola dan pertikaian, mereka adalah serupa. Yang jika saya ceritakan akan panjang ulasannya. Tetapi, yang jelas Venezuela (sudah) menyampaikan kepada kita tentang banyak kisah.
Dan tentu saja pelajaran bahwa begitulah ongkos mahal "bertikai". Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H