---
Aku melanjutkan langkah pulangku. Sepanjang jalan, aku masih saja memikirkan dan tak habis mengerti kalau aku mengingat-ingat pertanyaan itu.
Tetapi, ketika langkahku belum sampai di depan gerbang kostel, aku mendadak ingat sesuatu. Ah, ya, aku ternyata lupa! Pemilik kedai itu, kukira, barangkali sudah tahu kabar tentang kedai makanan yang sudah tidak disinggahi tamu selama berbulan-bulan dan kedai kopi di dekatnya yang sepi pembeli, tetapi bukankah ia masih memiliki HARAPAN?
Yaps, aku paham! Hanya harapan lah yang membuat pemilik kedai itu tetap antusias memugar kedai lama menjadi kedai kopi.
Kalo boleh aku umpamakan, jika hidup kita itu laksana sebuah perjalanan dan pada suatu titik ketika kita sudah lelah, kehabisan bekal, tidak tahu jalan pulang, dan tersesat. Apakah ini lantas membuat kita lemas, kuyu tidak bertenaga, sehingga menyerah, tunduk, mengadu, dan akhirnya terjerembab dalam 'keputus-asaan'?
Tidak begitu, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H