Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Terapi Fasdhu dan Kekuatan Kisah Nyata dari Mulut ke Mulut

25 Agustus 2020   21:55 Diperbarui: 7 April 2021   07:52 9279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: Shutterstock/Dizzy

Cuaca siang di Driyorejo, Gresik Kota Baru, Gresik, Sabtu (22/8/20), begitu terik . Namun, meski suhu udara terasa sangat panas, orang-orang terus saja berdatangan. Mereka memarkir mobil berjajar di pinggir jalan. Ada belasan mobil.

Setelah memarkir mobil putih hatchback, saya dan kakak saya segera memasuki bangunan besar bercat kuning yang di depannya ada tulisan besar: terapi fashdu.    

Laki-laki dan perempuan, tua muda terus berdatangan. Ada puluhan. Ada yang sedang di-terapi. Dan yang lainnya sedang duduk di kursi-kursi sembari menunggu giliran.

Terapi itu berlangsung sekitar lima belas menit. Saya tak tahu persis bagaimana pasien diterapi sebab saya memilih tak ikut terapi. Saya memutuskan menunggu di luar -- di pinggir jalan.

Apa itu terapi fashdu?

Terapi fashdu, seperti yang baca dari beberapa referensi dan sumber, adalah terapi totok darah atau memotong urat, yaitu terapi atau teknik pengobatan (alternatif) yang dilakukan dengan cara mengeluarkan darah dari pembuluh darah vena atau arteri dengan cara memasukkan jarum infus ke dalam pembuluh darah. Caranya sama persis seperti mengambil darah dari pendonor darah.

Saya pernah mendengar beberapa potong cerita tentang manfaat terapi fashdu, yakni sebagai pengobatan klasik dan alternatif yang dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit seperti darah tinggi, asam urat, stroke, kolesterol tinggi, dan sebagainya.

Tak sekedar cerita dari mulut ke mulut, berita tentang terapi fashdu juga diberitakan di beberapa media dan dibagikan di kanal YouTube. Adalah cerita dari mulut ke mulut yang menarik perhatian saya. Mereka mengaku sudah sembuh dari penyakitnya.

Beberapa waktu lalu cerita tentang Yu Jah yang mengaku sembuh dari penyakit gula dan tekanan darah tinggi sempat menjadi topik obrolan WAG keluarga saya.

Begitu senang Yu Jah sebab ia bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya sudah sejak lama itu akhirnya menjadi topik obrolan WAG keluarga dan membuat kakak dan istri saya beberapa kali datang ke terapi fashdlu. Setidaknya seperti itulah yang diceritakan istri saya yang lantas membuatnya tertarik untuk ikut terapi.

Yu Jah pernah bercerita dengan antusiasnya. Tentang: terapi fasdhu. Ia mengaku datang ke terapi fashdlu diantar putranya. Sejak beberapa bulan yang lalu.

Sumber foto ilustrasi: Shutterstock/Dizzy
Sumber foto ilustrasi: Shutterstock/Dizzy
Tetapi, saya (benar-benar) tidak tahu: apakah pengobatan klasik dengan terapi ini bisa diterima menurut medis atau tidak. Atau bagaimana jika dilakukan oleh bukan ahlinya. Saya tidak tahu sebab saya memang merasa tidak tertarik ikut terapi ini dan tak tertarik mendapatkan referensi dan rujukan. Tetapi, saya melihat sendiri dan tampak nyata, terapi ini sangat banyak peminatnya.

Mengapa terapi ini banyak digemari peminatnya?

Saya (juga) tidak tahu persis jawabnnya. Tetapi, secara umum, saya hanya memahami mengapa mereka lebih memilih terapi alternatif karena beberapa sebab. Pertama, mereka putus asa dan lelah berobat di rumah sakit namun tidak kunjung sembuh. Kedua, enggan berhadapan dengan administrasi yang ribet. Ketiga, karena murah. Pasien yang berobat kerapa diminta membayar dengan bayaran yang seiklasnya.

Namun, bagaimanapun juga, saya bersepakat bahwa pengobatan medis yang didasarkan pada penelitian ilmiah sedang dan akan terus bertarung dengan pengobatan alternatif yang kadang-kadang tidak dapat mereka menangkan. Kekuatan label "cerita nyata" yang dibagi-bagikan dari mulut ke mulut juga telah sukses membuat orang datang berbondong-bondong.

Dan, bagaimanapun juga, saya juga bersepakat bahwa terapi dan pengobatan alternatif itu, dalam banyak kasus dan fakta, nyata-nyata telah membahagiakan banyak orang-orang kecil. Karena murah dan bahkan gratisnya itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun