Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Haus Pesan yang Menyalakan Harapan, Bukan Pesan Pesimis

19 Agustus 2020   12:06 Diperbarui: 19 Agustus 2020   13:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: antvklik.com

Ada pesan sangat bagus yang disisipkan dan dituliskan Kompas (koran cetak) di salah satu artikelnya yang diberi judul "Insinyur dan Arsitek Indonesia Juga Bisa", yang dipublikasikan pada Minggu (16/8/20). Saya sangat menyukai pesan menggugah itu!  

Dalam artikel tersebut, Kompas menuliskan kisah membanggakan para insinyur Indonesia dalam mendedikasikan bakti mereka lewat talenta merubah wajah Ibu Pertiwi. Mereka menciptakan karya-karya di bidang insfrastruktur yang membanggakan, yang memberikan inspirasi dan menyalakan harapan. Dan, salah satunya, seperti yang dikisahkan di artikel tersebut, adalah karya jembatan lengkung bentang panjang Kuningan (Long Span Kuningan) yang dibangun di atas jalan layang tol, jalan lintas bawah Mampang-Kuningan, Jakarta.

Jembatan lengkung bentang panjang Kuningan LRT (Long Span Kuningan) adalah jembatan yang kerap membuat saya merasa harus berdecak kagum. Setiap kali saya melewati jalan di bawah jembatan itu, setiap kali itu pula saya menyempatkan mendongak melihat struktur jembatan yang gagah di atas jalan tol itu. Sebagai orang teknik, saya harus merasa takjub. Betapa kokohnya lengan jembatan itu memikul momen puntir yang (rasanya) pasti akan sangat besar.

Jembatan longspan Kuningan adalah jembatan melengkung dengan panjang 148 meter dan belum pernah ada di dunia (sebelumnya). Dan, yang membanggakan; itu didesain oleh Arvila Delitriana, insinyur Indonesia.

Pertanyaannya, mengapa saya mengatakan pesan di artikel tersebut dan kisah Arvila Delitriana mendesain jembatan tersebut adalah kisah menarik dan menggugah keberanian dan perjuangan? Jawabannya ada pada judul artikel tersebut. Kita yang sebelumnya mungkin tidak pernah membayangkan bahwa insinyur-insinyur Indonesia akhirnya mampu mendesain dan membangun jembatan lengkung terpanjang dan dan pertama di dunia itu, akhirnya terperanjat kagum. "Indonesia Bisa." Itu lah pesan menggugah yang tersisipkan di artikel tersebut. 

Desain jembatan lengkung itu memang benar-benar luar biasa. Desain yang dihasilkan tim dari banyak insiyur yang dikomandani Arvilla Delitriana yang lulusan ITB itu (konon) menjadi desain alternatif setelah pemilik proyek mengatakan tak puas dengan desain yang sebelumnya disodorkan oleh konsultan asing.

Arvilla Delitriana pernah diremehkan ketika ia mengajukan desain jembatan lengkung tersebut. Tetapi, ia tak pernah surut. Dan, hari ini, kita semua bisa melihat jembatan itu dengan gagah.

Apa yang menarik? Yang menarik adalah: insinyur-insinyur Indonesia ternyata hebat! Tidak ada yang tidak bisa. Persis seperti pesan di artikel yang dituliskan Kompas tersebut; "Indonesia Bisa".

Sudah sejak lama saya sangat meyakini bahwa insinyur-insinyur Indonesia itu sangat bagus, memiliki kompetensi yang cukup, pintar, dan bisa bersaing. Sudah tak terhitung kita bisa membaca di banyak artikel yang mengisahkan tentang bagaimana insinyur-insinyur Indonesia menjadi engineer-engineer sangat penting di banyak perusahan-perusahaan besar berkelas internasional.

Dan, ya, tidak itu saja, adik-adik mereka ternyata juga hebat. Sudah tak terhitung mereka memenangi lomba sangat bergengsi berkelas internasional; olimpiade matematika dan fisika.

Pertanyaannya, mengapa kita malah kerap merasa pesimis akhir-akhir ini, merasa tak bisa, dan selalu berfikir negatif? Jawabannya ada pada cara berpikir dan cara bersikap. Kita tidak pernah bisa melompat jauh ke depan atau menjadi bengsa besar apabila mindset kita selalu negatif dan pesimistis.

Kita bisa membuka ruang dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada insinyur-insinyur yang lain, termasuk adik-adik kita yang kerap memenangi ajang bergengsi berkelas internasional itu agar kelak bisa lahir karya seperti yang diciptakan Arvilla Delitriana. Tetapi, sangat kita sayangkan, kadang-kadang kisah hebat mereka lebih sering tenggelam oleh kabar-kabar negatif yang terus saja dipercakapkan.

Semua orang riuh membangun narasi dan storytelling yang salah. "Indonesia Bangkrut", "Indonesia tidak Mampu", atau "Indonesia Dijajah Asing".

Artikel dan pesan serupa "Insinyur dan Arsitek Indonesia Juga Bisa" harus terus dibuat, dipublikasikan dan dibagikan media karena kita semua punya andil untuk menghentikan orang menebarkan pesimisme.

Sumber foto ilustrasi: Kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun