Namun, hal yang tak terduga terjadi pada Maret 2016. Pemerintah mendadak mengumumkan sikap bahwa Pemerintah ingin melakukan pengembangan atau pengelolaan gas dari Blok Masela di darat. Perubahan itu praktis memerlukan banyak kajian baru. POD, pre-FEED, feed, dan detail design pun harus dilakukan perubahan atau revisi menyeluruh.
Itulah kisah berliku Blok Masela. Presiden The Jakarta Open Japan Club (JJC) Kanji Tojo dalam konperensi pers di Jakarta juga pernah mengatakan Blok Masela memang penuh liku dan tak terduga.
Karena kisah Masela berliku-liku, karir beberapa teman saya juga berliku-liku. Mereka yang (semula) sudah nyaman bekerja di Inpex Corporation, karena tidak ada kepastian kelanjutan proyek, akhirnya membuat mereka harus mencari pekerjaan baru.
Itulah kisah penuh liku dan tak terduga pengelolaan blok Masela. Dan, oleh karena itu, tentu Anda bisa membayangkan betapa rumitnya proyek RDMP itu karena nilai investasinya sangat besar - beberapa kali lipat dari blok Masela.
Proyek besar Indonesia Deepwater Development (IDD) juga serupa dengan blok Masela. Juga pernah ditinggalkan Investor.Â
Namun, meski dua proyek besar hulu migas tersebut (blok Masela dan IDD) pernah ditinggalkan investor global, investasi hulu migas tanah air tetap diyakini masih prospektif oleh beberapa pihak. Ini, setidaknya, dikatakan oleh mantan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) periode 2014-2019, Arcandra Tahar. Senada dengan Arcandra, sekretaris dewan jendral energi nasional Djoko Siswato juga mengatakan hal yang sama.
Akhirnya; semoga proyek besar RDMP dapat berjalan mulus agar bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Dan, agar cerita bagaimana para pencari kerja (lulusan) teknik menemukan kembali surganya yang terlupakan bisa dikisahkan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H