Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Apakah Saat Ini Waktu Terbaik Me-reformat (Ulang) Rencana Anda?

15 Juli 2020   14:20 Diperbarui: 17 Juli 2020   20:30 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: www.pbctoday.co.uk

Pernahkah Anda meramalkan akan seperti apa hidup Anda kelak - seusai pandemi? Atau, akan seperti apa pekerjaan Anda kelak? 

Empat bulan lebih sudah kita terbiasa hidup tanpa melakukan hubungan sosial, tidak saling mengunjungi, dan tidak juga melakukan rutinitas seperti yang biasa dilakukan sebelum pandemi.

Kita tidak lagi melihat bapak-bapak yang pergi tergopoh-gopoh ke kantor pada pagi hari hingga ia belum sempat mencium kening putrinya yang masih terlelap dan pulang pada saat malam sudah sangat larut. Benar-benar tidak sama sekali.

Hari-hari ini, ketakutan terhadap Covid-19 masih saja terus menjadi bahan berita dan topik percakapan. Orang-orang yang merasa jenuh dan stress mengeluh menceritakannya setiap hari. 

Bahan bakar untuk memanasi mesin ekonomi sedang seret, pengangguran ada dimana-mana, orang-orang mengeluh hidup mereka megap-megap dihimpit segenap kesulitan karena Covid-19.

Adakah orang yang sepuluh tahun lalu bisa meramalkan keadaan yang seperti hari ini?

Covid-19 benar-benar merubah semuanya. Tak hanya perilaku sosial sehari-hari, tetapi juga cara-cara orang bekerja. 

Ya, bagi beberapa orang yang memikirkan nasib dan pekerjaannya ke depan, orang-orang yang memiliki plastisitas - kapasitas untuk segera menyesuaikan diri, mereka menjadikan pandemi ini justru sebagai momen untuk merencanakan ulang hidup dan rencana hidup (baca: pekerjaan).

Masa depan yang sudah direncanakan matang mulai sekarang harus dirubah, dirancang ulang, dan di-reformat. Contoh sangat sederhana: alih profesi.

Ya, alih profesi atau alih bisnis menjadi pengusaha rumahan akhirnya menjadi solusi. Berbagai jenis usaha dan bisnis makanan (frozen food) di online shop kini bermunculan dan menjadi 'trending'. Banyak teman dan sahabat-sahabat saya yang mencobanya.  

Pengalaman alih profesi ini, sebagai contoh saja, dilakukan Tyo - mantan profesional yang pernah bekerja sebagai kepala K3L (manager EHS) di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. 

Alih-alih berusaha melamar kerja di perusahaan lain, begitu melihat kesulitan karena Covid, Tyo kini malah menjadi penjual frozen food dan usaha tani. Masih ada beberapa teman saya lainnya yang serupa dengan Tyo.

Tadinya, jika tidak ada Covid-19, hari ini saya mungkin sudah memiliki perusahaan (skala kecil) yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dan pengadaan barang umum lainnya. 

Business plan sudah selesai saya matangkan, surat-surat ijin perusahaan jugsa sudah siap, dan termasuk sistim dan human resourcenya. Tetapi, ah, tiba-tiba saja, Covid-19 merebak. Pekerjaan yang saya bidik sebelumnya macet. Berhenti.  

Akhirnya, saya pun memutuskan ikut me-reformat rencana.

Suatu siang, tiba-tiba saja timbul gereget untuk mewujudkan angan-angan memiliki usaha yang serupa dengan Tyo. Gereget itu begitu meletup-letup. Sudah sekian bulan saya diam dan tidak melakukan apa-apa kecuali hanya bekerja seperti biasa.

Maka, lagi-lagi, untuk melihat apakah angan-anganku itu hanya sekedar mimpi atau bukan, beberapa minggu lalu, di sebuah kedai, sambil menikmati panganan kecil dan kopi, saya menemui Frans. Kepadanya, lalu saya utarakan keinginan dan memintanya untuk membantu mewujudkannya. Dan, yap, Frans menyetujuinya.

Akhirnya, saya yang biasanya (sehari-hari) berkutat dengan tata kelola manajemen proyek kini harus bersiap memasuki dunia yang benar-benar baru bagi saya. 

Kini saya mulai belajar memahami apa itu simulasi revenue dan distribusinya, market place, sales revenue achieved, capital expenditures dan seabrek-abrek istilah lain. Jujur, ini adalah hal-hal yang sangat baru bagi saya.

Kelak, saya harus paham apa dan seperti apa market capitalization itu.

Kita tahu bahwa dalam genom manusia ada semua jenis interaksi yang memungkinkan organisme manusia memiliki plastisitas - kapasitas untuk menyesuaikan diri dengan rupa-rupa keadaan dan kesulitan. 

"Merencanakan ulang hidup untuk beradaptasi adalah contoh paling jelas tentang bagaimana kita berevolusi untuk beradaptasi," jelas Frans.

Saya setuju dengan pendapat Frans: cara paling benar untuk beradaptasi, setidaknya untuk saat ini, adalah dengan me-reformat rencana saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun