Di sosial media, jarang sekali kulihat orang membagi-bagikan pesan-pesan agama- yang bukan sekedar formalisme agama dan sakralitas simbol semata, seperti pesan jangan membenci, jangan merusak, jangan memfitnah, dan jangan mengintimidasi. Ada sebenarnya pesan itu, tetapi sauaranya kalah oleh keriuhan ego dan keyakinan tunggal sebagian kelompok.
Ada sebenarnya beberapa kiai besar, yang saya kagumi, yang kerap menulis dan membagi-bagikan pikiran-pikiran besar tentang hakekat beragama, seperti: Gus Dur, Gus Mus, dan Buya Syafii Maarif. Pada beliau-beliau lah saya temukan hakekat agama, yang tak hanya mengandalkan tekstual belaka, tanpa diiringi dengan nalar atau pembacaan dialektis, dan pemahaman yang dangkal. Pikiran-pikiran besar beliau bukan hanya dituliskan dalam bentuk artikel-artikel dan buku tetapi juga diperbincangkan dalam seminar-seminar, dan diwujudkannya dengan aksi.
Suatu hari, di satu gang, seorang perempuan manis berponi, pernah sesenggukan mengutarakan keinginannya meninggalkan dunia kelamnya. Terisak ia mengatakan: "Saya menemukan Tuhan, dan saya sangat mencintai-Nya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H