Dalam jurnal "Religion, Brain, and Behaviour", edisi 2/2020, Â Wesley J. Wildman, seorang filsuf, teolog, dan ahli etika, menyebutkan bahwa peningkatan religiusitas sebagian orang pada saat pandemi berlangsung memang terjadi karena agama dianggap sebagai obat pelipur lara. Dan karena hingga kini obat dan virus belum juga ditemukan, maka agamalah yang menjadi satu-satunya harapan untuk keluar dari kegelisahan.
Tetapi, tak berapa lama, saya kemudian tertegun. Ketika angka 20.000 kasus sudah jauh terlewati, lalu 25.000, lalu 30.000, ternyata teman-teman saya tak pernah lagi mengunggah postingan doa-doa yang dulu hampir ia posting setiap hari.
Teman saya yang dulu pernah mengisahkan hidupnya yang selalu was-was, deg-degan dan sangat gelisah kini juga pernah bertanya lagi. Demikian juga halnya dengan pesuruh kantor tempat saya bekerja: ia tak 'serajin' dulu lagi..
![Sumber foto ilustasi: https://www.sbs.com.au/](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/07/04/relijius-5f000fe0097f36449430ec73.jpg?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI