AWALNYA, saya (dan Anda), mungkin menduga bahwa utang negara mungkin hanya menjadi isu seksi atau perbincangan hangat hanya ketika kita berada pada tahun-tahun politik, misalnya: menjelang konstelasi Pilpres. Namun, anggapan saya itu (ternyata) salah. Utang ternyata tak lagi hanya menjadi isu seksi menjelang Pilpres, tetapi nyatanya terus saja menjadi isu seksi setelahnya.
Ini, setidaknya, bisa kita lihat dari kabar Rizal Ramli yang menantang Sri Mulyani hingga Luhut untuk berdebat soal utang negara, yang ramai diperbincangkan itu. Sebelumnya, ekonom senior Rizal Ramli sudah menyatakan kesiapannya berdebat dengan tim ekonomi di kabinet Jokowi.
Mengapa hutang terus menjadi isu seksi?
Apakah ini gara-gara utang Indonesia dianggap sudah sangat mengkhawatirkan, dan diprediksi akan membangkrutkan negara?
Sebagaimana diketahui, hingga April 2020, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang Pemerintah sudah mencapai Rp 5.172,48 triliun atau meningkat Rp 644,03 triliun (14,22%) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Utang Pemerintah itu, jika kita mengacu pada realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah sebesar 34.5%. Dengan rasio ini, agaknya, utang Pemerintah dapat dikatakan masih belum terlalu mengkhawatirkan. Angka rasionya masih jauh di bawah UK yang angka rasionya sebesar 313%, atau Belanda (522%) atau Swiss (269%).
Singapore, negara tetangga yang orang kerap menjadikannya sebagai referensi, rasio utangnya terhadap PDB kini sudah mencapai angka 453%. Lebih dari tiga belas kali lipat dibandingkan Indonesia.Â
Pun, menurut The Economist, akibat dari pandemi global Covid-19, diperkirakan kini setidaknya ada sembilan puluh negara di dunia telah mengalami krisis keuangan dan ekonomi yang sangat menghawatirkan karena mereka harus mengalokasikan sebagian anggarannya untuk penanganan COVID-19.
Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bisa jadi sangat benar. Menurutnya, utang memang menjadi isu sangat seksi. Dua tahun yang lalu, beliau pernah menyebutkan penjelasan utang luar negeri Indonesia ke akun media sosial Facebook resminya dan setelah itu ada sangat banyak orang yang memberikan responnya melalui komentar di statusnya tersebut.Â
"Utang itu isu yang seksi. Beberapa waktu lalu saya tulis di Facebook saya dan hanya dalam kurang dari satu jam sudah ada lebih dari 100 ribu respon. Pagi ini sudah 2,4 juta orang yang mengomentari," ujarnya saat memberikan paparan di acara Indonesia Economic Quarterly di gedung Energy Building, Selasa (27/3/18).
Dan, hari ini, siang ini, di lift gedung, secara tak sengaja, saya juga ikut mendengarkan percakapan semenit antara 2 orang laki-laki tentang kabar Rizal Ramli yang menantang Sri Mulyani hingga Luhut untuk berdebat soal utang negara itu. Tidak di media, tidak di dunia nyata. Semuanya serupa!