DALAI lama telah dan kerap membagikan kepada kita banyak kutipan inspirasional dan tutur kata. Tentang kehidupan dan kedamaian.
Dan, tentu saja, tentang falsafah hidup.
Seperti kutipan sangat menarik yang saya temukan (baca) pagi kemarin.
Young children don't care about differences of nationality, faith or race. So long as their companions smile, they play together happily. It seems it's only as we grow up, in the course of education, that focusing on secondary differences between people creates trouble (Dalai Lama -Twitter , 29 Juli 2019).
Mengapa (bagi saya) kutipan diatas itu sangat menarik? Dan, demikian berharga?
Pertama; karena dalam beberapa tahun terakhir, kita melihat dan mencatat, etnisitas (dan isu-isu identitas lainnya) terus disorot dan telah menjadi perhatian sangat serius dari banyak pihak.Â
Identitas (nationality, faith, race) adalah komoditas yang marak diributkan dan telah menimbulkan dampak sangat luar biasa bagi perjalanan bangsa. Sesudah (baru saja) kita hampir terbelah akibat pertentangan identitas dan kelas.
Karena politik dan kepentingan, garis tegas yang meneguhkan "ini golonganku" dan "itu bukan golonganku" kini semakin jelas ditampakkan.
Yang kedua; tentang pendekatan yang kita pakai (selama ini) dalam mendidik anak. "It seems it's only as we grow up, in the course of education, that focusing on secondary differences between people creates trouble," kata Dalai.Â
Dalai mengatakan bahwa pendidikan yang berfokus hanya kepada perbedaan (sekunder) antara orang-orang itu akan menciptakan persoalan.
Anak-anak, merujuk kepada kutipan inspirasional Dalai seperti di atas, tidak akan paham dan tidak peduli siapa orang-orang yang ada di sekitarnya.Â