Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Hari Republik dan Hari Kemerdekaan India, Apa Bedanya?

28 Januari 2025   11:24 Diperbarui: 28 Januari 2025   11:24 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru baru ini Presiden Prabowo beserta satuan TNI mendapat undangan menjadi tamu kehormatan pada perayaan Hari Republik. Sontak saya teringat bahwa India memiliki hari kemerdekaan yang dirayakan pas 15 Agustus. Lalu apa perbedaannya?  


India, dengan sejarahnya yang kaya dan kompleks, memperingati dua hari nasional penting setiap tahun: Hari Kemerdekaan pada 15 Agustus dan Hari Republik pada 26 Januari. Kedua perayaan ini memiliki makna yang mendalam, baik dalam hal pembebasan dari kolonialisme maupun transformasi menjadi sebuah negara demokratis. Namun, di balik gemilangnya perjuangan dan pencapaian, terdapat tragedi besar yang mewarnai perjalanan menuju kemerdekaan: partisi India dan Pakistan pada tahun 1947. 

Yuk kita  kupas makna dari kedua hari bersejarah ini dan bagaimana tragedi partisi menjadi salah satu bab paling kelam dalam sejarah kemerdekaan India.


Hari Kemerdekaan: Kebebasan yang Dibayar dengan Harga Mahal

Hari Kemerdekaan India dirayakan setiap tahun pada 15 Agustus untuk memperingati berakhirnya kekuasaan kolonial Inggris setelah hampir 200 tahun. Tanggal ini juga menandai pemindahan kekuasaan dari Inggris ke pemerintah India yang baru. Namun, kemerdekaan ini tidak datang begitu saja. Itu adalah hasil dari perjuangan panjang, penuh pengorbanan, dan sering kali berdarah, yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Perjuangan Menuju Kemerdekaan

Gerakan kemerdekaan India dipimpin oleh tokoh-tokoh besar seperti Mahatma Gandhi, yang memperkenalkan konsep satyagraha atau perlawanan tanpa kekerasan. Gandhi menginspirasi jutaan orang untuk melawan ketidakadilan tanpa senjata, sebuah pendekatan yang menjadi teladan global. Selain Gandhi, tokoh-tokoh seperti Jawaharlal Nehru, Sardar Vallabhbhai Patel, dan Subhas Chandra Bose memainkan peran penting dalam berbagai aspek perjuangan, mulai dari diplomasi hingga perjuangan bersenjata.

Namun, perjuangan ini juga diwarnai oleh peristiwa berdarah seperti Pembantaian Amritsar (1919), di mana ratusan orang tak bersenjata dibunuh oleh pasukan Inggris, hingga pemberontakan besar seperti Revolusi 1857 dan gerakan Quit India tahun 1942. Setiap babak dari perjuangan ini memperlihatkan tekad kuat rakyat India untuk merdeka dari belenggu penjajahan.

Partisi India dan Tragedi yang Mengikuti

Sayangnya, kemerdekaan yang diraih India pada 15 Agustus 1947 juga membawa luka mendalam. Bersamaan dengan pengumuman kemerdekaan, India juga mengalami partisi, yang membagi wilayah bekas jajahan Inggris menjadi dua negara: India dan Pakistan (termasuk Pakistan Timur, yang kini adalah Bangladesh).

Partisi ini didasarkan pada garis agama, dengan Pakistan menjadi negara mayoritas Muslim, sementara India tetap sebagai negara sekuler dengan mayoritas Hindu. Keputusan untuk membagi negara ini dipicu oleh ketegangan antara komunitas Hindu dan Muslim yang meningkat selama masa kolonial. Partisi dipercepat oleh kekhawatiran Inggris akan ketidakstabilan pasca-kolonial, dan disepakati oleh para pemimpin utama seperti Nehru, Gandhi, dan Jinnah, meskipun dengan rasa berat hati.

Akibatnya, sekitar 15 juta orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka untuk mencari tempat baru di negara yang sesuai dengan identitas agama mereka. Partisi ini menyebabkan kekerasan massal, di mana sekitar satu juta orang terbunuh dalam konflik antar-komunitas. Perempuan menjadi korban kekerasan seksual, keluarga terpisah, dan komunitas yang telah hidup berdampingan selama berabad-abad tercerai-berai. 

Ironisnya, walau sudah berlalu hampir delapan dekade , hingga hari ini, luka-luka dari partisi masih terasa di kedua negara, baik secara politik maupun sosial.


Hari Republik: Lahirnya Sebuah Konstitusi

Sementara Hari Kemerdekaan menandai kebebasan dari kolonialisme, Hari Republik pada 26 Januari memperingati lahirnya Konstitusi India pada tahun 1950, yang mengubah India menjadi sebuah republik demokratis sepenuhnya.

Latar Belakang Konstitusi

Setelah kemerdekaan, India masih menggunakan Government of India Act 1935 sebagai dasar pemerintahan. Namun, para pemimpin India menyadari bahwa sebuah konstitusi baru diperlukan untuk mencerminkan aspirasi rakyat yang merdeka. Dr. B.R. Ambedkar, seorang cendekiawan dan tokoh reformasi sosial, ditunjuk untuk memimpin penyusunan konstitusi sebagai ketua Komite Penyusunan Konstitusi.

Konstitusi India, yang mulai berlaku pada 26 Januari 1950, adalah salah satu dokumen konstitusional paling panjang di dunia. Dokumen ini menjamin hak-hak dasar seperti kebebasan berpendapat, kesetaraan di depan hukum, dan perlindungan terhadap diskriminasi. Konstitusi ini juga menegaskan bahwa India adalah sebuah negara sekuler dan sosialis, dengan sistem demokrasi parlementer.

Mengapa 26 Januari?

Tanggal 26 Januari dipilih karena pada hari itu, pada tahun 1930, Kongres Nasional India (INC) mendeklarasikan "Purna Swaraj" atau kemerdekaan penuh dari Inggris. Dengan demikian, Hari Republik menghubungkan perjuangan kemerdekaan dengan era modern sebagai negara yang merdeka dan demokratis.

Perayaan Hari Republik

Hari Republik dirayakan dengan parade besar-besaran di Rajpath, New Delhi, yang menampilkan kekuatan militer, keberagaman budaya, dan pencapaian teknologi India. Parade ini juga menjadi ajang untuk menghormati para pejuang kemerdekaan dan memamerkan kemampuan militer India.

Diplomasi India Pasca-Kemerdekaan: Strategi di Bawah Prabowo

Setelah kemerdekaan, India telah memainkan peran penting di kancah internasional, terutama sebagai pendiri Gerakan Non-Blok. Namun, di era modern, diplomasi India terus berkembang sesuai dengan tantangan global. Di bawah kepemimpinan berbagai pemerintahan, termasuk hubungan bilateral dengan negara-negara seperti Pakistan, China, dan AS, India berusaha menjaga keseimbangan antara kemandirian dan aliansi strategis.

Dalam konteks hubungan dengan Indonesia, diplomasi India mencerminkan pendekatan pragmatis dan strategis. India dan Indonesia berbagi kepentingan di bidang keamanan maritim, perdagangan, dan budaya, terutama di kawasan Samudera Hindia. Namun, hubungan ini juga menghadapi tantangan, terutama dalam menghadapi pengaruh negara besar seperti China.

Pelajaran dari Sejarah: Menuju Masa Depan yang Damai

Sejarah Hari Kemerdekaan dan Hari Republik India mengingatkan dunia akan pentingnya kebebasan, demokrasi, dan kedamaian. Namun, tragedi partisi juga menjadi peringatan akan bahaya politik identitas dan ketegangan antar-komunitas. Hari ini, India berdiri sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, tetapi tantangan internal dan eksternal masih ada.

Bagi negara-negara seperti Indonesia, pelajaran dari sejarah India dapat menjadi inspirasi untuk membangun masa depan yang inklusif, damai, dan mandiri di tengah tantangan global.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun