Perkembangan industri penerbangan Uni Soviet menjadi salah satu kisah paling menarik dalam sejarah teknologi abad ke-20. Pesawat-pesawat tempur seperti Sukhoi dan MiG (Mikoyan-Gurevich) tidak hanya menjadi simbol kekuatan udara Uni Soviet, tetapi juga bukti dedikasi para ilmuwan, insinyur, dan pilot uji coba yang bekerja di balik layar.Â
Yuk kita ulas tokoh-tokoh utama di balik dua nama besar ini---Sukhoi dan MiG---serta kiprah mereka di Indonesia, baik pada masa Orde Lama maupun era modern.
Awal Mula MiG: Mikoyan dan Gurevich
MiG adalah akronim dari Mikoyan-Gurevich, nama dua insinyur yang menjadi pendiri biro desain pesawat ini.
1.Artem Mikoyan (1905--1970)
Lahir di sebuah desa kecil di Armenia, Artem Mikoyan adalah insinyur visioner yang belajar di Zhukovsky Air Force Engineering Academy. Mikoyan mulai menarik perhatian ketika ia mengembangkan MiG-1, pesawat tempur modern pertama Uni Soviet. Di bawah kepemimpinannya, MiG menjadi salah satu biro desain paling sukses dalam sejarah penerbangan militer.
2.Mikhail Gurevich (1893--1976)
Mitra Mikoyan, Mikhail Gurevich, memiliki keahlian dalam desain aerodinamis. Keduanya menciptakan jet legendaris MiG-15, yang berperan penting dalam Perang Korea dan menjadi salah satu pesawat tempur jet paling sukses sepanjang masa. Pesawat ini dikenal karena kemampuannya melawan F-86 Sabre milik Amerika.
Sukhoi: Warisan Pavel Sukhoi
Nama Sukhoi berasal dari Pavel Sukhoi (1895--1975), seorang insinyur penerbangan Soviet yang berfokus pada pengembangan pesawat multifungsi.
1.Pavel Sukhoi dan Fokus pada Pesawat Multifungsi
Sukhoi mengembangkan pesawat seperti Su-7, jet serang darat yang digunakan secara luas selama era Perang Dingin. Ia juga menciptakan Su-27, pesawat tempur yang dirancang untuk bersaing dengan F-15 Eagle milik Amerika.
2.Su-27: Simbol Superioritas Udara
Su-27 dikenal karena kemampuan manuver luar biasa dan jangkauan operasional yang panjang. Kesuksesan pesawat ini membuka jalan bagi varian-varian modern seperti Su-30, Su-34, dan Su-35.
Kiprah Sukhoi dan MiG di Indonesia: Era Orde Lama
Indonesia menjadi salah satu negara yang menggunakan pesawat MiG dan Sukhoi pada era Perang Dingin, khususnya pada masa Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno.
1.Periode Orde Lama: Hubungan Indonesia-Uni Soviet
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, hubungan antara Indonesia dan Uni Soviet semakin erat. Dalam upaya memperkuat angkatan bersenjatanya, Indonesia memperoleh bantuan militer dari Uni Soviet, termasuk pesawat tempur MiG-15, MiG-17, MiG-19, dan MiG-21.
*MiG-17: Digunakan oleh TNI AU selama konfrontasi dengan Belanda terkait Irian Barat. MiG-17 menjadi tulang punggung kekuatan udara Indonesia dalam operasi Trikora. Pesawat ini terbukti tangguh dalam berbagai misi, terutama untuk serangan darat.
*MiG-21: Pesawat tempur supersonik yang dianggap sebagai salah satu jet terbaik pada masanya. MiG-21 memberikan keunggulan kecepatan dan teknologi bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan regional.
Armada MiG yang diperoleh Indonesia adalah bagian dari upaya Soekarno untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional yang dihormati. Uni Soviet memberikan dukungan besar, termasuk pelatihan pilot dan teknisi Indonesia.
2.Kemunduran Armada MiG
Setelah pergantian kekuasaan pada 1965, hubungan Indonesia dengan Uni Soviet memburuk. Pemerintah Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto lebih condong ke blok Barat, khususnya Amerika Serikat. Akibatnya, armada MiG Indonesia tidak lagi mendapatkan dukungan suku cadang dan pemeliharaan, sehingga perlahan-lahan dinonaktifkan.