Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bangunan Zaman Belanda Awet? Ini Rahasianya

15 Januari 2025   15:46 Diperbarui: 15 Januari 2025   15:46 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung sate: atourin

Kalau kita ke Bandung, kita akan melihat Gedung Sate, salah satu gedung peninggalan Belanda yang hingga kini masih cantik dan kokoh.  Yuk kita simak apa saja rahasianya bisa awet hingga sekarang. 


Bangunan era kolonial Belanda sering kali lebih awet dan kuat dibandingkan bangunan modern. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh material dan teknik konstruksi, tetapi juga terkait dengan faktor sosial, ekonomi, bahkan korupsi yang memengaruhi kualitas bangunan modern. Berikut adalah gabungan analisis lengkapnya:

1. Material Berkualitas Tinggi
*Zaman Belanda:
Bangunan kolonial menggunakan batu bata berkualitas tinggi yang dibakar pada suhu tinggi, menghasilkan material padat dan tahan lama. Mortar dibuat dari campuran kapur dan pasir yang kuat, sedangkan kayu jati atau ulin sering digunakan untuk rangka, yang terkenal tahan serangga dan cuaca.
*Bangunan Modern:
Banyak bangunan modern menggunakan material murah, seperti beton instan atau baja ringan, yang lebih ekonomis tetapi kurang tahan lama. Penggunaan bahan sintetis yang tidak ramah lingkungan juga mempercepat kerusakan.

2. Teknik Konstruksi yang Teliti
*Zaman Belanda:
Bangunan dirancang dengan perhatian penuh terhadap detail. Pondasi dibuat sangat dalam untuk memastikan stabilitas, terutama di tanah lunak seperti Jakarta. Selain itu, dinding yang tebal, ventilasi optimal, dan desain tahan cuaca tropis adalah ciri khasnya.
*Bangunan Modern:
Banyak bangunan saat ini dibangun dengan tujuan efisiensi waktu dan biaya. Hal ini sering menyebabkan pengorbanan pada kualitas, seperti pondasi yang dangkal atau dinding tipis yang rentan retak.

3. Filosofi Jangka Panjang vs. Proyek Cepat Selesai
*Zaman Belanda:
Filosofi konstruksi kolonial adalah membangun untuk jangka panjang. Bangunan dirancang untuk bertahan ratusan tahun dan sering kali dirawat secara rutin agar tetap kokoh.
*Bangunan Modern:
Banyak proyek saat ini fokus pada kecepatan penyelesaian untuk memenuhi target politik atau ekonomi. Akibatnya, kualitas konstruksi sering dikompromikan.

4. Faktor Korupsi dalam Konstruksi Modern
*Penggunaan Material Murah:
Korupsi sering menyebabkan pengurangan anggaran untuk material, sehingga kontraktor menggunakan bahan berkualitas rendah. Misalnya, besi beton diganti dengan besi yang lebih tipis, atau campuran beton menggunakan lebih sedikit semen dari yang diperlukan.
*Pemotongan Standar Konstruksi:
Demi efisiensi biaya, beberapa tahap penting seperti penguatan pondasi atau pemasangan pelapis pelindung sering diabaikan.
*Pengawasan Lemah:
Kolusi antara kontraktor dan pengawas proyek menyebabkan pelanggaran standar konstruksi yang tidak terdeteksi hingga bangunan mulai rusak.

5. Dampak Perubahan Lingkungan
*Zaman Belanda:
Polusi dan perubahan iklim belum menjadi ancaman besar, sehingga material bangunan tidak menghadapi kondisi ekstrem.
*Bangunan Modern:
Perubahan iklim, curah hujan asam, dan polusi udara mempercepat kerusakan material modern. Ditambah dengan kurangnya perawatan, bangunan lebih cepat aus.

6. Solusi untuk Meningkatkan Kualitas Bangunan Modern
*Transparansi dalam Proyek:
Sistem digital untuk memantau pengadaan material dan pelaksanaan proyek dapat mengurangi peluang korupsi.
*Pengawasan Ketat dan Penegakan Hukum:
Melibatkan inspektor independen untuk memantau kualitas konstruksi dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku korupsi.
*Peningkatan Edukasi Konstruksi:
Memprioritaskan tenaga ahli dan pelatihan pekerja untuk memastikan kualitas pekerjaan sesuai standar.
*Penggunaan Material Tahan Lama:
Berinvestasi dalam material yang lebih mahal tetapi lebih awet dapat mengurangi biaya renovasi di masa depan.

Kesimpulan

Bangunan zaman Belanda bertahan lama karena mengutamakan kualitas material, teknik konstruksi yang teliti, dan filosofi jangka panjang. Sebaliknya, bangunan modern sering terpengaruh oleh efisiensi biaya, korupsi, dan lemahnya pengawasan, yang mengorbankan daya tahan. Dengan menggabungkan prinsip-prinsip konstruksi tradisional dan transparansi modern, kita dapat membangun infrastruktur yang lebih kokoh dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun