Disini, pemandu wisata lokal kami, sebut saja Darbot yang berusia dua puluh tahunan dan mengaku masih mahasiswa mengucapkan selamat datang di Dushanbe.
"Xus omaded," selamat datang, Daborn mulai bercerita panjang lebar mengenai bangunan-bangunan yang ada di sekeliling alun-alun.
Pertama taman ada gedung bergaya Soviet yang merupakan gedung parlemen Tajikistan yang lama dan dibangun pada tahun 1919 serta mulai jadi gedung parlemen sejak republik Soviet Tajikistan didirikan pada 1924. Â Tidak jauh di sebelahnya ada lagi sebuah gedung berwarna putih marmer yang terlihat megah. Ini adalah gedung parlemen yang baru.
Di halaman masih banyak pekerja yang merapikan tempat tempat di sekitar gedung yang ternyata akan diresmikan dalam dua hari mendatang.
Gedung ini akan menjadi pusat pemerintahan Tajikistan yang lebih modern, dirancang dengan gaya megah khas Asia Tengah.
Uniknya, gedung baru ini dijadwalkan akan diresmikan oleh Presiden Tajikistan Emomali Rahmon dan Presiden Tiongkok Xi Jinping, menunjukkan hubungan erat antara kedua negara.
Saya juga melihat sebuah papan  dengan tulisan dalam bahasa Tajik yang merayakan "Hari Persatuan Nasional" (Rzi Vahdati Mill). Terlihat lambang dengan bendera Tajikistan dan simbol jabat tangan, yang menggambarkan persatuan dan harmoni nasional. Poster ini kemungkinan dipasang untuk memperingati hari nasional penting di Tajikistan, yang biasanya dirayakan pada 27 Juni setiap tahun.
Di bagian bawah ada gambar jabatan tangan dengan tanggal 27 Juni 1997-2024 untuk memperingati hari persatuan yang melambangkan berakhirnya perang saudara setelah kemerdekaan Tajikistan di tahun 1990-an.
Perayaan Hari Persatuan Nasional juga akan bertepatan dengan peresmian gedung parlemen baru ini.
Tak jauh dari gedung parlemen, kami melewati sebuah bangunan multifungsi yang menarik. Bagian bawahnya adalah kantor Departemen Komunikasi, sementara lantai atasnya dihuni oleh apartemen modern. Bangunan ini menunjukkan bagaimana ruang publik dan privat bisa bersanding secara harmonis di tengah kota Dushanbe.