Umroh adalah perjalanan spiritual yang penuh makna, mengajak umat Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, di balik kesakralan perjalanan ini, ada sisi praktis yang sering luput dari perhatian: pemborosan dalam paket fasilitas umroh, khususnya pada seragam dan koper. Fasilitas ini, meskipun terlihat menarik, kerap menimbulkan pertanyaan: apakah benar-benar dibutuhkan atau hanya sekadar strategi bisnis?
Seragam dan Koper: Antara Praktis dan Pemborosan
Setiap jamaah umroh hampir selalu menerima koper, seragam, jaket, dan perlengkapan lainnya dari travel agen. Sekilas, fasilitas ini tampak sebagai bonus yang mempermudah perjalanan. Namun, jika ditelisik lebih dalam, fasilitas ini bukanlah hadiah gratis, melainkan bagian dari struktur biaya yang pada akhirnya dibebankan kepada jamaah.
1. Seragam: Simbol atau Beban?
Seragam umroh sering kali menjadi elemen wajib dalam paket perjalanan. Biasanya terdiri dari pakaian formal untuk ibadah, jaket, hingga kaos untuk kegiatan kasual. Sayangnya, ada beberapa kendala yang muncul terkait seragam ini:
*Desain yang Tidak Universal:Â
Banyak seragam umroh didesain dengan warna mencolok, logo besar travel agen, atau pola yang kurang sesuai untuk digunakan di luar kegiatan umroh. Hal ini membuat seragam tersebut jarang digunakan kembali setelah perjalanan selesai.
*Kualitas Rendah: Untuk menekan biaya produksi, bahan yang digunakan sering kali kurang nyaman atau mudah rusak, sehingga seragam menjadi barang sekali pakai.
*Jumlah yang Berlebihan: Beberapa agen travel memberikan lebih dari satu setel seragam, yang sebenarnya tidak diperlukan untuk perjalanan singkat.
2. Koper Umroh: Praktis atau Sekadar Formalitas?
Selain seragam, koper adalah fasilitas yang hampir selalu diberikan kepada jamaah. Namun, koper ini sering kali memiliki kualitas rendah, dengan roda atau gagang yang mudah rusak setelah perjalanan pertama. Hasilnya, koper tersebut tidak bisa digunakan untuk perjalanan lain, dan banyak jamaah akhirnya membuangnya.
Dampak Pemborosan pada Jamaah