Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Dari Darvoz ke Dushanbe, Saksi Bisu Proyek OBOR Tiongkok di Tajikistan

14 Januari 2025   08:15 Diperbarui: 14 Januari 2025   18:47 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekitar pukul 19.30, kami tiba di Terowongan Kathlon, sebelumnya dikenal sebagai Chormagzak Tunnel. Terowongan sepanjang sekitar 5 kilometer ini dibangun pada tahun 2010 dengan bantuan Tiongkok. Sebelum adanya terowongan, jalan harus memutar puluhan kilometer melewati Chormagzak Pass.

Terowongan Kathlon: dokpri
Terowongan Kathlon: dokpri

Dengan pencahayaan dan sistem ventilasi modern, terowongan ini menjadi simbol perkembangan infrastruktur Tajikistan. Ketika kami melintasi terowongan ini, terasa betapa pentingnya peran proyek ini dalam mempermudah akses antar wilayah yang sebelumnya terisolasi.

Dushanbe: Kota Modern dalam  Gemerlap Malam

Dushanbe di waktu malam: dokpri 
Dushanbe di waktu malam: dokpri 

Sekitar pukul 21.30, kami tiba di Dushanbe, ibu kota Tajikistan. Kota ini langsung menyambut kami dengan jalan-jalan lebar yang dipenuhi lampu-lampu terang dan suasana urban yang semarak. Gedung-gedung pencakar langit mulai melambai mesra. Sudah lama rasanya tidak melihat gedung -gedung tinggi.

Suasana resto: dokpri
Suasana resto: dokpri

Kami langsung menuju sebuah restoran besar yang menyajikan makanan Uyghur, kuliner khas Asia Tengah yang kaya rasa dan rempah. Beberapa hidangan yang kami nikmat seperti Laghman dan samsa serta buah buahan segar memberi energi baru setelah perjalanan panjang sejak pagi hari.
Restoran ini memiliki suasana hangat dengan dekorasi tradisional Asia Tengah dengan sentuhan Tiongkok, membuat pengalaman makan malam kami semakin istimewa.

Menginap di Hotel Klasik

Setelah makan malam, kami menuju hotel dengan arsitektur klasik bergaya Soviet. Bangunannya tampak cantik dari luar, dengan warna hijau muda dan halaman luas tetapi beberapa fasilitas dan layanannya  tidak sesuai harapan.
Kami harus membawa koper sendiri ke lantai dua atau tiga tanpa bantuan staf, apalagi Maya dengan koper koper nya yang besar dan berat. Selain itu akses WiFi yang lambat menjadi tantangan tersendiri.  Padahal kami sudah sangat ingin kembali bersilancar di dunia maya setelah beberapa hari sempat hilang kontak dengan dunia luar.

Namun, suasana nostalgia dari hotel ini memberikan nuansa unik. Meski tidak sempurna, hotel ini tetap menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat setelah perjalanan panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun