Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebakaran di Los Angeles, Azab atau Bencana

12 Januari 2025   07:53 Diperbarui: 12 Januari 2025   09:07 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran di LA: kompas 

Ketika kebakaran besar terjadi di Los Angeles, misalnya, atau ketika bencana alam menimpa Israel, kita tidak boleh dengan mudah menyimpulkan bahwa itu adalah hukuman bagi negara-negara tersebut. Justru, musibah tersebut bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk merenung, menguatkan rasa empati kita, dan menunjukkan rasa belas kasihan kepada korban, tanpa mengaitkan penderitaan mereka dengan pandangan politik kita.

Jadi sesungguhnya kita tidak tahu apakah ini azab atau bencana, tetapi yang pasti ini adalah ujian berat bagi yang mengalami dan juga ujian bagi kita yang hanya mengamati untuk tidak menghakimi dan menjadi pelajaran atau bahkan peringatan. 


Menghindari Kebencian: Sebuah Tanggung Jawab Sosial

Komentar yang merayakan penderitaan orang lain tidak hanya merusak keharmonisan sosial, tetapi juga mengaburkan esensi kemanusiaan itu sendiri. Kita harus selalu ingat bahwa kebencian terhadap satu pihak tidak seharusnya membuat kita buta terhadap penderitaan manusia lainnya, yang mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan kebijakan politik yang kita kritisi. Kebahagiaan atas bencana yang menimpa orang lain adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan ajaran agama, apapun agama yang kita anut.

Dukungan terhadap Palestina atau negara yang tertindas haruslah tetap dilakukan dengan cara yang penuh rasa hormat, keadilan, dan belas kasihan, bukan dengan kebencian terhadap negara atau kelompok lain. Keberpihakan kita terhadap suatu kelompok seharusnya tidak menghalalkan kebencian terhadap pihak lain, apalagi dengan merayakan penderitaan mereka.

Kesimpulan

Sebagai umat manusia yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, kita harus mampu membedakan antara sikap kritis terhadap kebijakan politik dan kebahagiaan atas penderitaan orang lain. Mendukung Palestina adalah sebuah hak yang sah, tetapi kebahagiaan atas penderitaan negara lain hanya akan membawa kita lebih jauh dari nilai-nilai kebaikan yang sejati. Kita tidak boleh membiarkan kebencian menguasai hati kita, apalagi jika itu merusak kemanusiaan dan menghalangi kita untuk bersikap penuh kasih sayang.

Marilah kita bersama-sama berusaha untuk menjadi individu yang bijaksana, yang tidak hanya memperjuangkan hak-hak orang lain, tetapi juga menjaga hati kita agar tetap penuh dengan rasa cinta, kasih sayang, dan empati terhadap sesama, tanpa memandang latar belakang atau kebijakan politik yang mereka anut.

Lalu apakah kebakaran besar itu azab atau bencana? Hanya Allah yang tahu. Sebagai manusia kita tidak boleh menghakimi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun