Bahkan ketika saya berkunjung ke Kolombia sempat melihat kerakyatan tangan mirip origami yang bahan bakunya lembaran uang  Bolivar.Â
3.Jerman (1920-an):
Setelah Perang Dunia I, Jerman mencetak banyak uang untuk membayar ganti rugi perang. Inflasi melambung, dan uang jadi tidak bernilai. Orang sampai pakai uang kertas buat bahan bakar karena lebih murah daripada beli kayu bakar.
Kenapa Amerika Serikat Tidak Kena Hiperinflasi?
Lalu, bagaimana dengan Amerika? Kenapa mereka bisa mencetak uang triliunan dolar---terutama sejak pandemi COVID-19---tapi inflasi mereka tidak sampai meledak seperti Zimbabwe atau Venezuela?Â
Jawabannya ada di beberapa faktor unik yang membuat Amerika "kebal" dari skenario tersebut.
1. Dolar AS adalah Mata Uang Dunia (Global Reserve Currency)
Pertama, kita harus paham bahwa dolar AS adalah mata uang cadangan dunia (global reserve currency). Artinya, banyak negara di dunia menggunakan dolar sebagai alat tukar internasional dan menyimpannya sebagai cadangan devisa.
*Contoh: Kalau Indonesia mau beli minyak dari Timur Tengah, biasanya transaksinya pakai dolar, bukan rupiah. Begitu juga negara lain.
Kalau kita bepergian ke negara manapun, biasanya akan membawa US Dollar untuk kemudian ditukarkan dengan mata uang negara setempat. Bahkan di Money changer di negara mana pun mata uang US Dollar biasanya ditaruh paling atas dalam daftar.Â
Karena permintaan terhadap dolar sangat tinggi secara global, Amerika bisa mencetak uang tanpa langsung memengaruhi ekonomi domestik mereka. Dolar yang dicetak sering kali "dibuang" ke luar negeri melalui perdagangan internasional, jadi tidak langsung menyebabkan inflasi di dalam negeri.
2. Ekonomi Amerika Sangat Besar dan Stabil
Amerika punya ekonomi terbesar di dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar $26 triliun (per 2023). Dengan ukuran ekonomi sebesar itu, mencetak uang tambahan tidak serta-merta membuat ekonomi mereka goyah.