Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vonis 6,5 Tahun untuk 300 T: Sebuah Prestasi Dunia Peradilan?

30 Desember 2024   18:33 Diperbarui: 30 Desember 2024   18:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi vonis: AI Generated


Indonesia lagi-lagi bikin geger dunia. Kali ini bukan karena rendang jadi makanan terenak atau batik dipakai selebriti Hollywood, tapi gara-gara vonis kasus korupsi yang bikin rakyat geleng-geleng kepala. Bayangkan, seseorang yang terbukti terlibat dalam korupsi Rp 300 triliun hanya dijatuhi hukuman 6,5 tahun penjara. Rasanya seperti membeli tiket bioskop tapi dapat nonton film pendek---tidak sesuai ekspektasi!

Mari kita bahas ini dengan santai, karena kalau terlalu serius, kepala bisa pusing memikirkan logika hukum yang kadang terasa seperti kisah fiksi.

1. Apa yang Bisa Dilakukan dengan Rp 300 Triliun?

Rp 300 triliun bukan jumlah yang kecil. Kalau uang ini dibagikan ke seluruh rakyat Indonesia, setiap orang bisa dapat sekitar Rp 10 juta. Bayangkan, bisa bayar utang, beli gadget baru, atau sekadar traktir keluarga makan sepuasnya di restoran mahal. Tapi apa yang terjadi? Uang sebanyak itu malah lenyap entah ke mana, dan pelakunya cuma dihukum 6,5 tahun. Rasanya seperti maling ayam dihukum lebih berat daripada pencuri berlian.

"Rp 300 triliun itu bahkan lebih besar dari APBD beberapa provinsi di Indonesia! Kalau dibandingkan, hukuman 6,5 tahun itu cuma seperti denda parkir untuk uang segitu."

2. Hukuman yang Bikin Ngakak: 6,5 Tahun Penjara

Bayangkan ini: seseorang korupsi Rp 300 triliun, dihukum 6,5 tahun. Artinya, setiap tahunnya, dia cuma "membayar" Rp 46 triliun dari penjara. Kalau kita bagi lagi, itu cuma sekitar Rp 126 miliar per hari. Wah, enak banget, ya! Rasanya seperti liburan panjang, bukan hukuman.

Lucunya, pelaku masih punya kesempatan untuk banding. Siapa tahu nanti malah hukumannya dikurangi jadi sekadar wajib ikut kelas yoga atau meditasi di dalam penjara.

3. Perbandingan Lucu: Kasus-kasus yang Dihukum Lebih Berat

Mari kita bandingkan dengan beberapa kasus yang vonisnya lebih berat:
*Kasus Pencurian Ayam
Ada seorang ibu-ibu di desa yang mencuri ayam untuk makan karena kelaparan. Dia dihukum 1,5 tahun penjara. Kalau kita bandingkan, berarti mencuri ayam seharga Rp 50 ribu lebih berat hukumannya daripada "mengambil" Rp 300 triliun dari uang negara.
*Kasus Judi Online
Seorang mahasiswa ketahuan berjudi online, uangnya mungkin nggak sampai ratusan juta. Dia dijatuhi hukuman 8 tahun penjara. Loh, kenapa mencuri ratusan triliun malah lebih ringan? Mungkin alasannya karena korupsi itu dianggap seni, sementara judi dianggap dosa besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun