Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Terjebak di Terowongan Buatan Tiongkok di Tajikistan

24 Desember 2024   08:18 Diperbarui: 24 Desember 2024   08:18 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toilet dan papan slogan: dokpri

Di sepanjang perjalanan, kendaraan sesekali berhenti di tepian sungai Panj. Airnya jernih, mengalir deras di antara tebing-tebing curam. Di sisi lain sungai, Afghanistan terlihat begitu dekat, dengan desa-desa kecil dan jalan setapak yang sederhana. Rasanya seperti menengok dunia lain dari balik jendela.

Banci: dokpri
Banci: dokpri


Setelah pukul 18.00, kami tiba di Vanch, sebuah wilayah di mana proyek pembangunan jalan  sedang berlangsung. Jalan yang masih dalam tahap pengerjaan dipenuhi alat-alat berat, debu, dan kerumunan kendaraan yang menunggu giliran untuk lewat. Rupanya, ada pembatasan lalu lintas berdasarkan jadwal tertentu, yang membuat kami harus berhenti cukup lama.

Perbaikan jalan: dokpri
Perbaikan jalan: dokpri

Selama menunggu, suasana tetap hidup dengan suara mesin alat berat dan aktivitas pekerja yang terlihat sibuk. Proyek ini adalah bagian dari upaya Tajikistan untuk meningkatkan infrastruktur, terutama di wilayah terpencil seperti GBAO.

Senja di tepi sungai : dokpri
Senja di tepi sungai : dokpri

Perjalanan berlanjut melewati jalan yang sempit, berliku, dan penuh debu. Setiap tikungan membawa tantangan tersendiri, mulai dari jalan yang longsor hingga lubang besar yang harus dilalui dengan hati-hati.

Pada salah satu tikungan, kami melihat sebuah terowongan besar yang sedang dibangun. Ada petunjuk  bertuliskan aksara kanji menunjukkan bahwa proyek ini dikerjakan oleh perusahaan Tiongkok sebagai bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan (OBOR). Kehadiran Tiongkok di Tajikistan terlihat jelas melalui proyek-proyek infrastruktur besar seperti ini.
Supir kami, Ibrahim, dengan percaya diri memutuskan untuk memasuki terowongan tersebut, meskipun terdapat tanda larangan masuk. Menurutnya, terowongan ini sudah cukup aman dan dapat mempersingkat waktu perjalanan kami.

Terowongan : dokpri
Terowongan : dokpri

Awalnya, jalan di dalam terowongan cukup baik, dengan penerangan yang memadai. Namun, setelah menempuh sekitar 2--3 kilometer, kami mulai menghadapi tantangan. Jalan  yang belum selesai dikerjakan menjadi semakin buruk, dengan alat berat yang terparkir di sepanjang jalan dan lubang besar yang hanya dapat dilewati kendaraan roda tinggi.

Ketika kami sampai di ujung terowongan, ternyata jalur tersebut buntu. Meskipun di peta terlihat jarak ke jalan utama sangat dekat, kenyataannya terowongan ini belum tembus alis belum selesai dibangun.
Dengan hati-hati, Ibrahim memutar balik mobil dan membawa kami kembali melalui jalur lama. Pengalaman ini menegangkan, tetapi menjadi cerita seru untuk dikenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun