Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Modar Yaktost Tajikistan Yaktost

23 Desember 2024   11:38 Diperbarui: 23 Desember 2024   17:51 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sudah lebih seminggu sejak perjalanan dimulai dari Tashkent kami menjelajah Pamir Highway. Dan kini perjalanan terus berlanjut dari Ishkashim yang terletak di Lembah Wakhan yang indah.

Perjalanan dimulai dengan mampir ke sebuah SPBU di pinggiran kota. Yang menarik adalah tertulis kata Bensin dalam aksara krl serta harga 1 liter tertera 11.50 Somoni.  Harga ini memang lebih mahal dibandingkan di Indonesia karena lebih dari 1 US Dolar.

Pom bensin di Ishkashim:dokpri
Pom bensin di Ishkashim:dokpri


Dari Ishkashim kami terus menyelusuri tepian sungai Amurdarya yang juga menjadi perbatasan Tajikistan dan Afghanistan. Sungai ini mengalir mengular dengan segala pesonanya. Terkadang deras lebar dan dalam terkadang sangat dekat sehingga sebarang sungai di Afghanistan dapat diamati dengan jelas. Bahkan terlihat perempuan mengenakan burqa sedang menunggang keledai ditemani seorang lelaki berjanggut tebal yang berjalan kaki.

Naik keledai di Afghanistan: dokpri
Naik keledai di Afghanistan: dokpri


Mas Agus juga menjelaskan pengalamannya  berada di sisi Afghanistan pada 2009 sedangkan di sisi Tajikistan pada 2006 lalu.  
"enam puluh kilometer di sisi Tajikistan dapat ditempuh sekitar 1 setengah sampai dua jam dengan kendaraan sementara di sisi Afghanistan harus ditempuh lebih satu atau dua hari berjalan kaki atau naik keledai," tambah Mas Agus.

Papan pengairan: dokpri
Papan pengairan: dokpri


Selain sungai Panj yang lebar ternyata di kawasan ini juga ada kanal atau sungai buatan yang digunakan sebagai irigasi. Di suatu tempat di desa Shanbedeh, masih di kawasan Ishkashim saya menemukan sebuah papan yang menjelaskan bantuan kanal irigasi oleh Partrip Foundation. yayasan ini bekerja sama dengan pemerintah Jerman dalam membantu kawasan perbatasan yang rawan konflik seperti di perbatasan Afghanistan dan Tajikistan ini. Bantuannya kali ini berupa sistem kanak irigasi yang efisien seperti tertulis pada papan itu dalam bahasa Tajik dna terjemahan bahasa Inggris.

Konvoi terus bergerak melewati jalan berkerikil dan berdebu.  Di tepi sungai yang kebetulan sangat rendah ada sebuah kafe kecil berdinding hijau mudah dan beratap seng warna biru. Di atasnya berkibar sebuah bendera Tajikistan.  

Cafe Nur: dokpri
Cafe Nur: dokpri


"Kavhahonai Nur", atau "Cafe Nur," demikian nama kafe tersebut lengkap dengan gambar makanan dan minuman yang dipamerkan di dinding. Juga ada internet 3 G di sini.  Di tepi sungai saya juga sempat berfoto dengan latar belakang bendera merah putih hijau yang berkibar gagah.


Sekitar pukul 11 pagi, kami tiba di pinggiran kota Khorog yang merupakan ibukota GBAO atau Ghorni Badhakstan Autonimous Oblast.  Di sini ada sebuah patung Lenin peninggalan zaman Soviet.

Lenin : dokpri
Lenin : dokpri


Lenin tampak gagah berdiri dan mengenakan  jubah yang tampak berkibar diembus angin . Tidak ada keterangan sama sekali mengenai patung ini, yang ada hanya tulisan CCCP dan lambang palu arit warna merah di dinding tembok yang letak nya beberapa meter di belakang patung. Apakah patung ini memang sejak dulu berada di sini atau sempat dipindahkan dari pusat kota ketika uni Soviet runtuh pada awal 1990-an?

Kami sempat berfoto di tempat ini sebelum melanjutkan perjalanan menuju pusat kota Khorog. Mendekat pusat kota, kami sempat melewati bangunan besar berlantai tiga di sebelah kanan jalan.

Sekolah Aga Khan: dokpri
Sekolah Aga Khan: dokpri


"Aga Khan School," kata Ibrahim sambil menunjuk bangunan itu. Aga Khan memang merupakan yayasan yang sangat aktif dengan batuan sosial di kawasan GBAO ini. Saya ingat akan fotonya yang dipajang di rumah Yodgor di Langar.

Memasuki kota Khorog saya melihat gapura dengan tulisan "Modar Yaktost, Tajikistan Yaktost." Ini ternyata merupakan slogan yang berarti Ibu adalah Satu Tajikistan pun Satu, slogan ini mungkin menekankan persatuan di negeri ini.

Sekitar sepuluh menit kemudian, kami sampai di Bozori Markazi Sahri Khorog atau Pasar Central Kota Khorog.

Pasar Sentral : dokpri
Pasar Sentral : dokpri


Menurut Mas Agus karena sekarang hari Minggu, sebenarnya pasar sedang tutup, tetapi karena sudah diatur sebelumnya satu gerai akan tetap buka. Kami masuk ke pasar dan menemukan los yang cukup luas. Atapnya dari seng dan kebanyakan barang dagangan ditutup terpal atau kain.  Kami berjalan menuju satu satunya gerak yang buka. Seorang perempuan berusia empat puluh tahunan menyambut dengan ramah. Berbagai jenis souvenir terutama topi dan kain khas Pamir.  Saya akhirnya sempat membeli sebuah topi seharga 120 Somoni.  Sama dengan yang dibeli mbak Retha hanya beda warna saja. Topi ini akhirnya selalu saya pakai dalam perjalanan selama di Tajikistan ini.  

Suasana pasar: dokpri
Suasana pasar: dokpri


Selesai belanja kami makan siang di sebuah restoran di depan pasar. Menunya khas Asia Tengah dengan sentuhan Tiongkok.  Ternyata mobil Syamil yang ditumpangi kelompok fotografer mengalami kendala teknis. Akhirnya untuk sementara mereka bertiga dipindahkan ke mobil lainnya karena mobil pengganti baru akan tersedia di Kalaikhum.

Perjalanan ke Kalaikhum masih sekitar 250 kilometer dan diperkirakan ditempuh dalam waktu sekitar 7 atau 8 jam tergantung situasi lalu lintas.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun