Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Harga Materai

19 Desember 2024   12:07 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Materai 1 Rupiah: skreensyut

2.Fokus pada Industri dan Infrastruktur
Dengan membangun infrastruktur besar-besaran, Tiongkok berhasil menarik investasi asing dan menciptakan ekosistem ekonomi yang kompetitif.
Kini, Tiongkok adalah salah satu kekuatan ekonomi dunia, melampaui Indonesia dalam hampir semua aspek pembangunan.

Korea Selatan: Bangkit dari Kemiskinan menjadi Raksasa Ekonomi
Pada dekade 1960-an, Korea Selatan adalah negara miskin dengan ekonomi berbasis agraris. Namun, kini Korea Selatan menjadi salah satu ekonomi paling maju di dunia.

1.Investasi pada Pendidikan dan Teknologi
Korea Selatan menyadari bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan. Mereka membangun sistem pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja berkualitas tinggi dan fokus pada riset serta teknologi.

2.Industri yang Kompetitif
Pemerintah Korea Selatan memprioritaskan pengembangan industri seperti elektronik, otomotif, dan teknologi informasi. Perusahaan seperti Samsung dan Hyundai adalah hasil dari kebijakan ini.

3.Pemerintahan yang Bersih
Meskipun pernah menghadapi korupsi, Korea Selatan menegakkan hukum dengan tegas, bahkan terhadap presiden yang terbukti korupsi.

1000 Rupia: skreensyut
1000 Rupia: skreensyut

Singapura: Dari Negara Kecil ke Pusat Keuangan Dunia
Ketika merdeka pada 1965, Singapura adalah negara kecil tanpa sumber daya alam. Namun, dengan kepemimpinan Lee Kuan Yew, Singapura berhasil menjadi salah satu pusat keuangan dunia.
1.Kedisiplinan dan Efisiensi Pemerintah
Singapura memimpin dengan pemerintahan yang bersih dan efisien. Tidak ada toleransi terhadap korupsi, dan kebijakan dibuat berdasarkan hasil penelitian yang mendalam.
2.Fokus pada Pembangunan Manusia
Dengan sumber daya manusia sebagai aset utama, Singapura berinvestasi besar pada pendidikan dan pelatihan. Mereka juga menciptakan iklim bisnis yang mendukung inovasi.
3.Infrastruktur dan Teknologi
Singapura menjadi hub transportasi dan perdagangan internasional berkat infrastrukturnya yang modern dan teknologi canggih.
Vietnam dan Filipina: Pelajaran Penting dari Tetangga Terdekat

Vietnam: Bangkit dari Perang
Vietnam, yang dulunya tertinggal jauh dari Indonesia, kini mulai mendekati kita dalam banyak aspek. Dengan reformasi ekonomi "i Mi" pada tahun 1986, mereka fokus pada pembangunan industri dan ekspor.
*Disiplin Pemerintah: Vietnam mengelola birokrasi dengan lebih baik dibandingkan Indonesia.
*Infrastruktur yang Berkembang: Pembangunan infrastruktur menjadi prioritas utama untuk mendukung ekonomi mereka.

Filipina: Dari Kejayaan ke Keterpurukan
Filipina pada dekade 1960-an adalah salah satu negara paling maju di Asia Tenggara. Namun, korupsi, politik populis, dan ketimpangan sosial membuat negara ini kehilangan momentum.
*Politik Uang dan Korupsi: Seperti Indonesia, Filipina terjebak dalam budaya politik uang dan populisme.
*Ketergantungan pada Tenaga Migran: Remitansi dari pekerja migran menjadi sumber pendapatan utama, tetapi tidak menciptakan pembangunan yang berkelanjutan di dalam negeri.
Korupsi: Penyakit Kronis yang Menghambat Kemajuan
Salah satu hambatan terbesar kemajuan ekonomi adalah korupsi yang mengakar. Ironisnya, banyak tokoh yang terbukti korupsi masih dihormati dan bahkan kembali berkuasa melalui kroni dan keluarganya. Ini berbeda dengan negara seperti Korea Selatan, di mana pemimpin yang korupsi dihukum berat, tanpa pandang bulu.
Selain itu, korupsi menyebabkan kebocoran anggaran yang besar, memperlemah infrastruktur, pendidikan, dan layanan publik. Singkat kata Filipina seakan jalan ditempati dan bahkan disusul oleh negara negara lain di kawasan Asia.

Refleksi dan Harapan untuk Indonesia
Perjalanan harga meterai dari beberapa sen hingga 10.000 rupiah adalah simbol bahwa bangsa ini masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, Tiongkok, Vietnam, dan bahkan Filipina, ada pelajaran penting yang bisa diambil.

Kita harus serius memberantas korupsi, memperbaiki pendidikan, berinvestasi pada teknologi, dan mengubah budaya masyarakat dari konsumtif menjadi produktif. Jika tidak, Indonesia hanya akan terus terjebak dalam retorika kosong, sementara negara lain terus melesat maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun