Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Harga Materai

19 Desember 2024   12:07 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:07 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika  membuka arsip lama saya menemukan Ijazah Sekolah Dasar yang kala itu bernama Surat Tanda Tamat Belajar tertanggal Desember 1972. Selain nama dan tanda tangan kepala sekolah, ijazah ini juga dilengkapi dengan sepotong meterai bernilai 1 Rupiah.

Wah siapa sangka pada saat ini harga materai hanya 1 Rupiah.!  Dan juga ada lagi arsip dari tahun 1983, ketika akan membuat Surat Izin Mengemudi, saya harus membuat Surat Keterangan Kelakuan Baik yang kala itu ditempel materai bernilai 100 rupiah. Walau mungkin tidak berkorelasi langsung dengan nilai inflasi, rasanya dalam waktu hanya sebelas tahun harta  materai sudah naik seratus kali lipat.

100 Rupiah: filateli 
100 Rupiah: filateli 

Dalam konteks perkembangan ekonomi suatu negara, biasanya nilai tukar mata uang memang lebih sahih untuk dipakai sebagai tolok ukur inflasi dan daya beli. Namun rasanya tidak ada salahnya menelisik dari fakta lain, yaitu nominal harga materai yang digunakan dari masa ke masa.

Sejarah harga materai di Indonesia adalah salah satu cermin kecil dari perjalanan panjang ekonomi, sosial, dan politik bangsa ini. Dari hanya beberapa sen pada masa Orde Lama, meterai terus mengalami kenaikan harga hingga mencapai 10.000 rupiah saat ini. Perubahan ini bukan sekadar dampak inflasi, tetapi juga menggambarkan bagaimana kebijakan ekonomi,  koruosi dan lemahnya daya saing, menjadi faktor utama yang menghambat kemajuan.

3000 rupiah : skreensyut
3000 rupiah : skreensyut

Ketika bangsa lain seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Tiongkok, dan bahkan  Vietnam melesat maju dengan investasi pada pendidikan, teknologi, dan pembangunan manusia, Indonesia berulang kali  terjebak dalam korupsi, konflik internal, dan retorika tanpa tindakan nyata.
Kisah harga materai ini bisa menjadi refleksi penting: bagaimana kita menghadapi masa depan dengan belajar dari kesalahan dan keberhasilan negara lain.

Sejarah Perkembangan Harga Materai di Indonesia

Meterai di Indonesia telah digunakan sejak era kolonial Belanda sebagai tanda sah dokumen resmi, baik untuk transaksi ekonomi maupun keperluan hukum. Setelah kemerdekaan, materai menjadi bagian dari administrasi nasional. Namun, harga materai berubah secara signifikan seiring perkembangan ekonomi dan inflasi. 

Berikut ini adalah kilasan perjalanan harga materai di Indonesia:

Baca juga: Rindu yang Tertunda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun